Shobat semua pasti kenal yang namanya
Albert Einstein. Ilmuwan dari Jerman yang sanga terkenal dengan rumus E=MC2.
Karena teori inilah diciptakan sebuah mesin pembunuh yang dinamakan dengan bom
atom. Meledak di Kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Karena bom ini
kedua kota di Jepang ini hancur lebur hingga sekarang tidak bisa ditanami
kecuali dengan menambahkan tanah baru di atasnya.
Albert Einstein mengemukakan suatu
teori yang dinamakan dengan Teori Relativitas Waktu yang dikemukakannya pada
tahun 1905. Satu dasawarsa kemudian, Einstein yang didaulat Majalah Time sebagai
tokoh abad XX itu mencetuskan teori relativitas umum. Secara
sederhana teori ini mengemukakan bahwa sebetulnya waktu bukanlah sesuatu yang
tetap. Shobat menyangka bukan waktu yang ditunjukkan oleh jam adalah sama dan
tetap dimanapun tempatnya. Namun ternyata menurut Albert Einstein waktu
tidaklah absolutmelainkan bisa berubah tergantung keadaan.
Sedangkan yang membuatnya berubah adalah gerak dan ruangnya.
Inti pemikiran kedua teori tersebut menyatakan dua pengamat yang
bergerak relatif terhadap masing-masing akan mendapatkan waktu
dan interval
ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama. Kerelativan ini
misalnya Shobat dengan teman Shobat yang naik kendaraan.
Shobat menyangka yang bergerak adalah
teman dan mobil Shobat. Tapi coba tanyakan pada teman Shobat yang bergerak
bukannya dia karena dia diam saja di dalam mobil yang bergerak adalah mobilnya
dan Shobat dianggap bergerak olehnya karena Shobat semakin menjauh.
Disini letak keunikannya. Laser yang bergerak
membentuk huruf “V” memiliki jalur yang lebih panjang dibanding laser yang
bergerak tegak lurus. Kecepatan cahaya selalu sama. Berarti dari sudut pandang saudara kembar
Shobat laser tersebut membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke pesawat
dibandingkan sudut pandang Shobat. Dan jika Shobat dan
saudara kembar Shobat sama-sama menggunakan jam untuk mengukur waktu perjalanan
laser tersebut, jam Shobat akan menunjukkan waktu yang lebih singkat daripada
jam saudara kembar Shobat. Artinya jam Shobat bergerak lebih lambat dari sudut pandang saudara
kembar Shobat. Dari sudut pandang Shobat kecepatan jam tetap sama. Perbedaan ini
disebut dengan Time Dilation/Dilasi Waktu.
Lebih jelasnya lagi ada percobaan yang dinamakan
dengan Kisah perjalanan Si
Kembar atau dilatasi waktu.
Twin Paradox adalah suatu theori hasil
pemikiran oleh Albert Einstein berbasis
theori relativitas khusus yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan para
pakar fisika. Theori tersebut secara keseluruhan menggambarkan kisah perjalanan
dua saudara kembar yang berpisah. Salah seorang dari saudara kembar (A)
tersebut tinggal di Bumi dan saudara kembar lainnya (B) terbang keluar angkasa
kesebuah planet di tata surya yang jauh dengan kecepatan cahaya dan kembali ke
bumi dengan kecepatan yang sama. Setelah mereka bertemu kembali di bumi mereka
menemukan fakta bahwa umur si kembar yang mengadakan perjalanan (B) lebih muda
daripada umur saudaranya (A) yang tetap tinggal di bumi, disebabkan si B
mengalami phenomenon time dilation atau fenomena dilatasi waktu dalam
perjalanannya.
Sebetulnya apa yang Kamus kemukakan di
atas adalah sebuah penemuan yang sama sekali tidak mengejutkan umat Islam,
sebab jauh 11 abad sebelum teori relativitas waktu dikemukakan Albert Einstein,
ada tokoh Islam yang bernama Al-Kindi telah memberikan teori ini dalam sebuah
bukunya. Untuk lebih jelasnya baca rubrik Tokoh
Islam.
Hal ini tentu tidak mengherankan
karena di dalam al-Qur’an telah ada beberapa ayat yang berbicara tentang
relativitas waktu:
“Dan mereka meminta kepadamu agar
azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya.
Sesungguhnya
sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.” (Al
Qur’an, 22:47)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu.” (Al Qur’an, 32:5)
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada
Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.” (Al Qur’an, 70:4)
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan
waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat
singkat sebagai sesuatu yang lama:
“Allah bertanya: ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal
di bumi?’ Mereka menjawab: ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari,
maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’ Allah berfirman: ‘Kamu
tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya
mengetahui’.” (Al Qur’an, 23:122-114)
Fakta bahwa relativitas waktu
disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur’an, yang mulai diturunkan pada
tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur’an adalah Kitab Suci.
Apalagi
kalau Shobat mengingat lagi kisah Isra’ Mi’raj Nabi SAW. Dalam semalam menempuh
perjalanan begitu jauh. Ke sidratul muntaha, bukankah tempat ini adalah tempat
terjauh dari yang terjauh?
Karena kebenaran Al-Qur’an itu, konon diakhir hayatnya Einsten
secara diam-diam juga telah memeluk agama Islam. Dalam sebuah tulisan,
Einstein mengakui kebenaran Al-Qur’an. “Al-Qur’an bukanlah buku seperti aljabar atau geometri. Namun,
Al-Qur’an adalah kumpulan aturan yang menuntun umat manusia ke jalan yang
benar. Jalan yang tak dapat ditolak para filosof besar,” ungkap Einstein.
Wallahualam...(Heri Ruslan dan beberapa sumber lainnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar