Selasa, 15 Juni 2010

MEMPERCAYAI ORANG
Asalamu’alaikum Ibunda yang baik
Bu, seringkali saya ini tertipu dengan teman-teman saya. Saya kira mereka selalu jadi orang yang bisa saya percaya tetapi malah mereka menipu saya, untuk itulah Bu saya bingung sebetulnya bagaimana melihat kesungguhan seseorang agar kita bisa mempercayai orang tersebut? Dan dari segi apa kita bisa melihat kesungguhan itu.
Wassalamu’alaikum War. Wab.
(Ira, XI)
Wa’alaikum Ira anandaku yang baik juga. Melihat kesungguhan seseorang untuk kita bias mempercayainya bukanlah hal mudah, perlu adanya waktu tertentu dan kepekaan hati. Namun, cukup banyak pilihan yang mungkin bias kita perhatikan dari seseorang untuk melihat kesungguhannya. Diantaranya: perubahan sikap/perilaku, perubahan gaya hidup, teman bergaul, tata cara berpakaian dan perubahan pengetahuan.
Namun satu hal yang paling bias kita cermati adalah kesesuaian ucapan orang tersebut dengan perbuatan yang ditunjukkan kepada kita dengan tulus dan tanpa terpaksa. Agar kita bisa merasakan tulus apa tidaknya perbuatan orang tersebut, Ibunda mengharapkan Ananda membaca do’a di bawah ini agar keinginan kamu bias tercapai:
Allohumma arinal khaqqo khaqqo warzuqnat tibaa’ah. Wa warinal baathila baathila warzuqnaj tinaabah.
“Ya Allah tunjukkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran nyata dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan itu sebagai kebatilan yang nyata serta berilah kami kemampuan untuk menjauhinya.”
Mudah-mudahan jawaban ibu bisa membantu.

MENCONTEK
Assalamu’alaikum Ibunda,
Bu, biasanya kalau ulangan teman saya selalu mencontek. Sebenarnya saya nggak ingin memberi contekan kepada teman saya bukannya saya pelit tapi saya hanya ingin supaya dia bisa belajar tapi kenapa dia selalu bilang kalau saya itu pelit? Bagaimana menghadapi teman yang begini bu?
Wassalamu’alaikum War. Wab.
(Roni, X)
Wa’alaikumsalam Ananda Roni.
Teman yang seperti itu ada baiknya untuk diacuhkan saja. Ibu menghargai upaya Nanda yang menginginkan teman agar belajar dan tidak memberinya jawaban ketika ulangan. Namun sebaiknya cara yang nanda lakukan tidak terlalu ekstrim. Lakukan dengan ringan-ringan saja kalau tidak mau dikatakan pelit, maka bersedialah untuk belajar bersama teman Nanda itu di luar jam ulangan. Nanda juga nggak boleh pelit untuk masalah yang lain di dalam maupun di luar sekolah dengan teman Nanda itu. Tunjukkanlah bahwa Nanda punya I’tikad baik untuk membuatnya berubah.
Mari kita berantas kebiasaan mencontek saat ulangan bersama-sama semoga ini bias menjadi semangat Ananda untuk tetap belajar. Selamat belajar bersama!

MEMAKAI WANGI-WANGIAN
Assalamu’alaikum Bunda yang sabar,
Suatu saat salah satu guru agama saya mengatakan bahwa sangat tidak dianjurkan bagi seorang wanita untuk memakai wangi-wangian agar tidak mengundang maksiat. Saya bingung bu, kita khan dituntut untuk selalu tampil oke, nah kalau cewek tidak memakai wangi-wangian nantinya dia khan akan berbau tidak enak, nah kalau tidak enak kita khan akan dijauhi orang, bu, bagaimana tindakan yang seharusnya saya ambil bu?
Wassalamu’alaikum War. Wab.
(Desi, VIII)

Wa’alaikumsalam Desi yang bingung.
Kenapa mesti bingung, Desi? Berhias dan memakai wangi-wangian sangat dianjurkan dalam agama kita. Kalau yang pernah Desi dengan mungkin yang dimaksud guru tersebut adalah memakai wangi-wangian dan berhias yang berlebih-lebihan itu memang tidak diperkenankan, Desi. Karena bias mengundang pandangan laki-laki lain dan bias membahayakan diri. Selagi masih wajar, berpenampilan rapi, bersih, dan wangi sangat disenangi Allah.
Allah itu Indah dan menyukasi keindahan. Semoga kamu tambah cantik dengan agama, Desi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto