Jumat, 04 Desember 2009

NYAMUK
(Nia Anita Sari XIa)

“Sesungguhnya Allah tidak segan-segan membuat perumpamaan dengan seekor myamuk atau yang lebih rendah…”(QS.Al-Baqarah: 26)

Kita tentu mengenal makhluk kecil yang satu ini. Hampir setiap malam ia menghampiri tempat tidur kita, berdengung-dengung ditelinga, menempel sebentar di bagian tubuh kita yang tidak tertutup pakaian, menggigitnya, lalu pergi seraya meninggalkan titik kecil dikulit kita yang tiba-tiba terasa sedikit gatal.
Nyamuk. Beberapa bulan terakhir binatang ini membuat panik banyak orang. Ribuan orang jadi korban demam berdarah karena gigitannya yang menularkan virus Dengue. Setiap keluarga takut, para dokter dibuat super sibuk, rumah-rumah sakit kebanjiran pasien, bahkan para pejabatpun dibuat pusing. Ujung-ujungnya, kita semua dipaksa memikirkan makhluk bertubuh kecil ini.
Kita semua tahu, nyamuk hanyalah makhluk kecil, bahkan sangat kecil jika dibandingkan dengan tubuh manusia, apalagi dibandingkan dengan gajah. Tapi fenomena demam berdarah yang mewabah dan merenggut banyak korban di negeri ini. Ini menunjukkan betapa seekor nyamuk yang kita pandang kecil itu mampu membuat takut semua orang. Bahkan dalam kadar yang lebih tinggi, tidak sedikit orang yang harus meregang nyawa karena tidak mampu untuk diselamatkan oleh dokter yang mengobatinya.
Kenyataan diatas sesungguhnya mengajarkan kepada kita akan satu hal: betapapun cerdas dan berkuasanya manusia tetapi (atas izin Allah) toh kita tidak mampu menolak kemudharatan yang disebabkan oleh makhluk lain, meskipun hanya seekor nyamuk yang kecil. Karena itu, tidak ada yang patut kita sombongkan pada diri kita baik fisik, harta, kekuasaan, bahkan kecerdasan kita sekalipun, Allah bisa mengambil semuanya dalam sekejap mata, kapanpun jika Ia menghendakinya.
Kita tentu ingat kisah Raja Namrudz yang lalim dan sombong itu. Namrudz adalah manusia yang paling berkuasa pada masa Nabi Ibrahim AS. Karena kekuasaanya yang besar itu, ia gelap mata dan menjadi sombong, sehingga mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Ia tidak mau menerima kebenaran yang terang benderang yang dibawah oleh Ibrahim as. yang dimatanya hanyalah dipandang sebagai seorang pemuda kemarin sore, anak seorang pembuat patung.
Allah SWT. Kemudian membalas kesombongan Namrudz hanya dengan mengirim seekor nyamuk. Ya…nyamuk! bayangkan, seorang raja yang maha berkuasa yang memiliki ratusan ribu (bahkan mungkin jutaan) tentara yang siap sedia menuruti perintahnya. Diberi peringatan oleh Allah SWT. hanya dengan seekor nyamuk, tentara bergajah, juga bukan tentara sekutu yang memiliki tank lapis baja. Tapi atas kekuasaan Allah SWT. makhluk yang kecil itulah yang akhirnya membunuh Namrud.
Pada titik ini, seharusnya kita menyadari betapa menusia yang mengaku sebagai makhluk tuhan yang paling hebat, paling cerdas, dan paling cerdas ini, bukanlah siapa-siapa. Jika nyamuk makhluk Tuhan yang kecil itu saja mampu membuat hati kita takut, bagaimana dengan makhluk Tuhan yang lainnya yang jauh lebih kuat dari pada manusia? Lalu jika demikian, mengapa masih benyak manusia yang berani menyombongkan diri didepan Tuhannya yang Maha Besar dan Agung? (dikutip dari majalah Hidayah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto