Jumat, 28 Agustus 2009

MARI BERBAGI KASIH

Penyakit datang tanpa permisi, pulang pun tanpa pamit. Penyakit bagaikan tamu di rumah kita hanya saja kedatangannya tidak pernah ada seorang pun yang menginginkannya. Berhubungan dengan tamu-tamu itu, kali ini Kamus mendatangkan tamu yang beda dengan tamu dalam edisi kemarin.
Jika kemarin tamu yang Kamus hadirkan selalu memberi ispirasi kepada shobat untuk meraih prestasi yang lebih baik kali ini Kamus menginginkan shobat menyadari bahwa tidak semua yang ada di dunia ini selalu dalam keadaan bahagia adakalanya kesedihan datang tanpa diduga sebagaimana dalam kalimat pembuka laporan ini.
Kesedihan itu bukan untuk dipendam, karena bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial. Seyogyanlah kita ikut merasakan bagaimana penderitaan yang sedang dirasakan oleh orang lain. Penderitaan ini sedang dirasakan oleh salah satu teman kita Putri Anggraeni kini duduk di kelas IXa yang berdomosili di Ds. Singkalan Tado Rt. 07 Rw. 04.
Penderitaan itu begitu berat karena yang sakit adalah orang yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga. Pak Amin begitu biasa beliau dipanggil sudah setahun lebih menderita pembengkakan jantung dan liver. Sudah berbagai cara beliau lakukan mulai dari cara medis, spiritual maupun kembali kealam atau pengobatan alami namun hingga saat ini penyakit itu tak kunjung sembuh.
“Bahkan saya pernah makan hati unta dari tetangga yang baru pulang haji, katanya banyak khasiatnya, tapi hingga sekarang belum ada reaksi,” kata Pak Amin.
Pak Amin yang menpunyai putra 4 ini setiap harinya hanya bisa berdiam di rumah saja bukan karena kemalasan tetapi keadaan penyakitlah yang memaksa beliau untuk tetap di rumah, hanya istrinya sekarang sebagai tulang punggung keluarga, untunglah beliau masih punya putra yang memberi bantuan meskipun sedikit.
Bantuan itu bukannya di pakai buat makan sehari-hari melainkan dipakai untuk membiayai penggobatan yang semakin mahal untuk menebusnya.
“Sudah jutaan rupiah saya habiskan, sebagian dari bantuan anak saya yang sudah menikah dan sebagian hutang kepada sudara-sudara, entah dengan apa saya menebusnya?” keluh Pak Amin.
Jika dihitung Pak Amin dalam usianya yang telah menginjak 51 tahun. Ini sudah tiga kali bolak-balik kerumah sakit, untuk kali yang tiga inilah semestinya beliau jalani rawat inap, namun atas pertimbangan ketiadaan biaya akhirnya meski belum sembuh terpaksa Pak Amin pulang dan menjalani rawat jalan.
“Semestinya saya harus opname untuk memulihkan kesehatan saya, tapi saya kasihan pada istri dan anak saya dari mana mereka akan mendapatkan biaya?” terang pak Amin.
Hebatnya meski dengan penyakit yang tak kunjung sembuh pak Amin tak pernah putus asa umtuk mencari kesembuhan, karena menurut beliau dengan berputus asa berarti sama saja beliau membunuh diri secara pelan-pelan. Sesuatu yang patut kita contoh.
“Karena saya tahu bahwa setiap penyakit itu ada obatnya, maka saya harus selalu berusaha menemukan obat tersebut. Bukankan Tuhan membuat penyakit dengan penangkalnya?” kata pak Amin bersilosofi.
Nah tahukan bahwa penyakit adalah kehendak kuasa yang di beri kepada mahluk ciptaaNya. Tetapi Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada hambaNya diluar kemampuan mereka. Kita doakan ya semoga Pak Amin cepat sembuh.
Akhirnya setelah beberapa lama Kamus wawancara maka ini saatnya Kamus mengemukakan maksud di muatnya berita ini. Dengan hati yang lapang dan berjiwa besar Kamus mohon kepada pembaca agar menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu ayah teman kita tadi. (DP)

PENGUMPULAN DANA BANTUAN AKAN DILAKSANAKAN PADA HARI SELASA TANGGAL 8 APRIL 2008 WARTAWAN KAMUS AKAN DATANG KE KELAS-KELAS KALIAN, DISIAPKAN YA BANTUANNYA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto