Selasa, 04 Agustus 2009

Edisi: 3

Berkasih Sayang Tanpa Valentine’s Day

Perasaam grogi, tegang, bahagia dan antusias campur menjadi satu menimpa para pemuda di saat Valentine telah tiba. Itu semua adalah efek standar yang mereka alami, yang penting adalah bagaimana mereka mampu mengatasi perasaannya itu yang disebabkan oleh adanya harapan terlalu tinggi terhadap Valentine. Mereka mengharapkan ada perlakuan khusus dan istimewa dari pasangannya (pacarnya). Disinilah harus tercipta saling pengertian dari kedua belah pihak jika Valentine tidak sesuai harapan, maka tidak ada perasaan kecewa yang berlebihan.
Apakah kasih sayang harus diwujudkan dihari Valentine saja? 75% siswa-siswi Al- Musthofa menjawab “tidak” karena hari kasih sayang tidak tanggal 14 Februari saja kan, setiap hari kita juga membutuhkan hari kasih sayang itu dan hari Valentine itu menurut 60% siswa-siswi Al-Musthofa menjawab “penting” karena menurut mereka hari Valentine merupakan hari yang tepat untuk mencurahkan semua perasaan kita yang sudah lama tidak bisa kita ungkapkan kepada orang yang kita sayang (cinta)i. Tapi nggak semua juga sich yang menganggap hari Valentine itu penting, lebih dari 40% siswa-siswi Al-Musthofa juga mengatakan hari Valentine itu “Tidak penting” karena menurutnya hari Valentine itu dilarang oleh agama Islam dan hari Valentine itu milik orang Barat. Kita sekolah di sekolah agama jadi jangan sampai kita terpengaruh oleh dunia Barat.
Sedangkan yang menganggap hari Valentine itu itu penting selalu punya rencana untuk merayakannya. 35% siswa mengatakan “Disaat hari Valentine nanti mereka mau berduaan bersama pacarnya”. 45% siswa mau tukar menukar kado yang romantis apalagi berupa coklat kotak rasa strawbery. Yang diinginkan mereka semua hanya yang manis-manis dan situasi yang bernuansa romantis. Valentine juga sangat identik dengan warna pink. 75% siswa mengatakan bahwa di hari Valentine mereka selalu mendapat hadiah dari pasangannya.yang berupa coklat, bunga, dan boneka dan 75% ada yang diajak jalan-jalan, 25% ada yang diajak makan malam. Disinilah perasaan mereka diwarnai dengan kesenangan, senyuman dan canda tawa kebahagiaan.
Sementara 41% siswa mengaku ingin merayakan Valentine itu tapi tidak punya pasangan! Mereka merasa sangat sedih karena melihat teman-temannya merayakan hari Valentine dengan pasangannya, mereka juga merasa iri dan cemburu. Tapi kalian semua khan bisa merayakan Valentine dengan keluarga, malah lebih enak merayakan Valentine dengan keluarga. Sebenarnya yang baik itu merayakan dengan keluarga bukan dengan orang lain karena kasih sayang yang sebenarnya itu kasih sayang yang di berikan oleh keluarga lebih-lebih dari ibu. Ada pepatah mengatakan bahwa “Kasih sayang ibu sepanjang jalan sedangkan kasih sayang anak hanya sepanjang galah.”
Mungkinkah hari kasih sayang harus dibuktikan dengan merayakan Valentine? 35% siswa menjawab tidak mungkin, karena menurut mereka hari Valentine itu kan hari yang mereka nantikan untuk menunjukkan perasaan mereka yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata kepada pasangannya. Dan 75% siswa menjawab mungkin, karena kita membutuhkan kasih sayang setiap hari tidak hanya hari Valentine saja dan masak mengungkapkan sayang aja nunggu hari valentne, nggak khan?
Menurut 80% Bapak/Ibu guru Al-Musthofa sangat tidak setuju dengan adanya perayaan Valentine. Menurut beliau-beliau Valentine itu milik orang barat yang salah mengartikan tentang perayaan Valentine dimana seorang cowok yang bukan muhrimnya berciuman dimuka umum dan tidak ada rasa malu sedikitpun sampai-sampai ada yang lebih dari sekedar ciuman.
“Astaghfirullah hal Adzim”, saya nggak mau itu semua tejadi pada anak didik saya dan para generasi muda mudi sekarang. Marilah kita semua mengisi hidup ini dengan ketaqwaan dan keimanan, janganlah kamu mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang negatif dan tidak ada gunanya. Seperti merayakan Valentine,” kata pak Masri.
“Merayakan Valentine itu di dalam agama Islam itu tidak ada. Istilah “Perayaan” yang ada memperingati hari besar Islam, dan para pahlawan untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur saat membela tanah air Indonesia. Kita bisa terlepas dari penjajah, atas jasa para pahlawan sehingga kita semua patut untuk memperingati hari pahlawan. Jadi merayakan Valentine di agama Islam tidak ada, yang ada yaitu silaturahmi dan saling mengenal.” kata Pak Gangsar.
Sedangkan yang 20% Bapak/ibu guru mengatakan bahwa boleh bervalentine. “Sebenarnya nggak boleh sich tapi yang namanya anak muda mana bisa dilarang-larang. Dilarang pun eh malah mereka mencuri-curi kesempatan. Nah silakan kalian mencoba menikmati Valentine, hanya saja pesan saya janganlah sampai keluar dari koridor dari agama Islam. Karena sudah jelas antara maksiat dan ibadah. Tentu saja anak-anak bisa lebih menjaga diri merea sendiri karena tiap hari telah dijejali oleh mata pelajaran agama,” yang ini nich dalah komentar pak Wachid. (DEC,EY,RS,INIL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto