Rabu, 22 Juli 2009

IBNU SINA
"Bapak Kedokteran Dunia"



Abu Ali al Husain ibn Abdallah ibn Sina adalah nama lengkap Ibnu Sina, yang lebih dikenal sebagai "Aviciena" oleh masyarakat barat. Dia adalah salah seorang tokoh terbesar sepanjang zaman, seorang jenius yang mahir dalam berbagai cabang ilmu. Dia lah pembuat ensiklopedi terkemuka dan pakar dalam bidang Kedokteran, Filsafat, Logika, Matematika, Astronomi, musik, dan puisi.
Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 980 M / 370 H di Afshinah, sebuah desa kecil tempat asal ibunya, di dekat Bukhara. Ayahnya, Abdullah, adalah seorang Gubernur Samanite yang kemudian ditugaskan di Bukhara. Sejak kecil ia telah memperlihatkan intelegensianya yang cemerlang dan kemajuan yang luar biasa dalam menerima pendidikan, ia telah hafal al-Qur'an pada usia 10 tahun.
Nama Ibnu Sina semakin melejit tatkala ia mampu menyembuhkan penyakit raja Bukhara, Nooh ibnu Mansoor. Saat itu ia baru berusia 17 tahun. Sebagai penghargaan, sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, setidaknya sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan. Namun Ibnu Sina menolaknya dengan halus. Sebagai imbalan ia hanya meminta izin untuk menggunakan perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Tujuannya adalah mencari berbagai referensi dasar untuk menambah ilmunya agar lebih luas dan berkembang. Kemampuan ibnu Sina yang cepat menyerap berbagai cabang ilmu pengetahuan membuatnya menguasai berbagai macam materi intelektual dari perpustakaan Kerajaan pada usia 21.
Setelah ayahnya wafat, ia meninggalkan Bukhara karena gangguan politik dan pergi ke kota Gorgan, yang tekenal dengan kebudayaannya yang tinggi. Dia diundang dengan tulus oleh Raja Khawarizm, pelindung besar kebudayaan dan pendidikan. Di Gorgan ia membuka praktek dokter, bergerak dalam bidang pendidikan, dan menulis buku. Setelah itu, Ibnu Sina melanjutkan lagi perjalannya, antara lain ke Kota Ravy dan Kota Hamadan.
Sampai kini ilmunya yang ditulis dalam buku "Al Qanun Fi al-Tib" tetap menjadi dasar bagi perkembangan ilmu kedokteran dan pengobatan dunia. Karena itu Ibnu Sina menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan ilmu kedokteran dunia. Bukunya "Al Qanun" "diterjemahkan" menjadi "The Cannon" oleh pihak Barat, yang kemudian menjadi rujukan banyak ilmuwan abad pertengahan. Buku itu diantaranya berisi eksiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan. Bahkan diperkenalkan penyembuhan secara sistematis dan dijadikan rujukan selama tujuh abad kemudian (sampai abad ke-17).
Ibnu Sina meninggal pada tahun 1073, saat kembali di kota yang disukainya, Hamadan. Walau ia sudah meninggal, namun berbagai ilmunya sangat berguna dan digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang kini diderita umat manusia.

Perintis Pengenalan Penyakit Saraf
Al- Qanun Fit-Tibb telah membahas mengenai penyakit saraf. Buku tersebut juga telah mengajar mengenai cara-cara pembedahan dimana telah menekankan keperluan pembersihan luka. Malahan di dalam buku-buku tersebut juga dinyatakan keterangan –keterangan dengan lebih jelas di samping hiasan gambar-gambar dan sketsa-sketsa yang sekaligus menunjukkan pengetahuan anatomi Ibnu Sina yang luas.

Penemuan-Penemuan Baru
Ibnu Sina dikenal sebagai seorang saintis yang banyak memberikan saham terhadap dunia ilmu pengetahuan melalui penemuan-penemuan barunya. Sumbangan beliau adalah di dalam bidang geografi, geologi, kimia dan kosmologi.
Bidang Geografi
Ibnu Sina merupakan seorang ahli geografi yang mampu menerangkan bagaimana sungai-sungai berhubungan dan berasal dari gunung-ganang dan lembah-lembah. Malahan ia mampu mengemukakan suatu hipotesis atau teori yang telah gagal dilakukan oleh ahli Yunani dan Romawi sejak dari Heredotus, Aristoteles hingga Protolemaious. Menurut Ibnu Sina "Gunung-ganang yang memang letaknya tinggi adalah lingkungan maupun lapisannya dari kulit bumi, maka apabila ia diterjang lalu berganti rupa dikarenakan oleh sungai-sungai yang meruntuhkan pinggiran-pinggirannya. Akibat proses seperti ini, maka terjadilah apa yang disebut sebagai lembah-lembah."
Bidang Geologi, Kimia Dan Kosmologi
Sumbangan Ibnu Sina dalam bidang geologi, kimia serta kosmologi memang tidak dapat di sangsikan lagi. Menurut A.M.A Shushtery, karangan Ibnu Sina mengenai Ilmu pertambangan (mineral) menjadi sumber geologi di Eropa. Dalam bidang kimia , ia juga meninggalkan penemuan-penemuan yang bermanafaat. Menurut Reuben Levy, Ibnu Sina telah menerangkan bahwa benda-benda logam sebenarnya berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap logam terdiri dari berbagai jenis. Penerangan tersebut telah memperkembangkan ilmu kimia yang telah dirintis sebelumnya oleh Jabbir Ibnu Hayyan, Bapak Kimia Muslim. Sebagian dari karyanya yang dapat dicatat disini adalah:
(1) Bidang logika "Isaguji", "The Isagoge", ilmu logika Isagoge. (2) Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah (On the Divisions of the Rational Sciences) tentang pembagian ilmu-ilmu rasional. (3) Bidang metafisika, "Ilahiyyat" (Ilmu ketuhanan). (4) Bidang psikologi, "Kitab an-Nayat" (Book of Deliverence) buku tentang kebahagiaan jiwa. (5) Fiad-Din yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi "Liber de Mineralibus" yakni tentang pemilikan (mimeral). (6) Bidang sastera Arab "Risalah fi Asab Huduts al-Huruf", risalah tentang sebab-sebab terjadinya huruf. (7) Bidang syair dan prosa "Al-Qasidah al- Aniyyah" syair-syair tentang jiwa manusia. (8) Cerita-cerita roman fiktif , "Risalah ath-Thayr" cerita seekor burung. (9) Bidang politik "Risalah as-Siyasah" (Book on Politics) – Buku tentang politik.
Sumbangan Ibnu Sina
Ibnu Sina telah mengembangkan ilmu psikologi dalam pengobatan dan membuat beberapa teori dalam ilmu yang sekarang dikenal sebagai ilmu pengobatan psikosomatics "psychosomatic medicine". Beliau mengembangkan ilmu diagnosis melalui denyutan jantung (pulse diagnosis) untuk mengenal pasti dalam masa beberapa detik saja ketidak - seimbangan humor yang berkenaan. Diagnosis melalui denyutan jantung ini masih dipraktikkan oleh para hakim (dokter-dokter muslim) di Pakistan, Afghanistan dan Parsi yang menggunakan ilmu pengobatan Yunani.
Ibnu Sina menyadari pengaruh emosi dalam penyembuhan. Apabila si sakit mempunyai sakit jiwa disebabkan pisah dari kekasihnya, beliau mencari nama dan alamat kekasihnya itu melalui cara berikut: Caranya adalah untuk menyebut banyak nama dan mengulanginya dan semasa itu jarinya diletakkan atas denyutan (pulse) apabila denyutan itu terjadi tidak teratur atau hampir-hampir berhenti, seseorang itu hendaklah mengulang proses tersebut. Dengan cara yang sedemikan, nama jalan, rumah dan keluarga disebutkan. Selepas itu, kata Ibnu Sina "Jika Anda tidak dapat mengobati penyakitnya maka pertemukan si sakit dengan kekasihnya. Ibnu Sina adalah dokter pertama yang mencatat bahwa penyakit paru-paru (plumonary tuberculosis) adalah suatu penyakit yang menular (contagious) dan dia menceritakan dengan tepat tanda-tanda penyakit kencing manis dan masalah yang timbul darinya. Beliau sangat berminat dalam bidang mengenai kesan akal (mind) atas jasad dan telah banyak menulis berkenaan gangguan psikologi.
Beliau telah menghasilkan 250 buah karya dan masih kekal hingga ke hari ini termasuk 116 buah karyanya dalam bidang "Ilmu Pengobatan. Banyak karyanya ditulis dalam bahasa Arab dan juga beberapa dalam bahasa Parsi. "Qanun Fitt Tibb" adalah karyanya yang termasyur , selalu dicetak di Eropa pada zaman "Renaissance". Karya Qanun itu telah berpengaruh dalam ilmu pengobatan di Eropa pada zaman Renaissance dan telah menjadi buku rujukan yang utama di universitas-universitas Eropa hingga ke abad 17 M. (A.H. dari berbagi sumber)

1 komentar:

  1. rubrik ini sangat menarik karena dari rubrik ini saya jadi mengerti bahwa banyak ilmuwan islam yang tak kalah dengan dengan ilmuwan dari ilmuwan eropa yang beragama selain islam bahkan bisa melampauinya.
    nama:muhammad ashari
    no :22
    kls :9a

    BalasHapus

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto