Kamis, 28 Januari 2016

Perjuangan Menaklukkan Tantangan



Sosok yang biasa namun perlu diacungi jempol untuk perjuangan beliau dalam merintis mimpi-mimpinya. Beliau begitu terkenal dengan sifat luman(pemurah) kepada setiap murid, sehingga beliau mudah dikenal oleh semua kalangan. Beliau adalah suami dari Ibu Nur Laila dan ayah hebat bagi dua putri cantik, Septi Kusumaning Pratiwi dan Intan Puspita Sari, yaitu Bpk Drs. Mu’at Yasin, M.Si. yang akrab dipanggil Pak Mu’at.
Beliau lahir di Mojokerto pada tanggal 01 Januari 1966. Banyak diantara Shobat yang tidak tahu betapa berat perjuangan Pak Mu’at sebelum beliau sukses seperti sekarang ini. Alhamdulillah Kamus bisa berjumpa dengan beliau sekaligus berbincang-bincang mewawancarai beliau. Mau tahu hasilnya? Ikuti yuk!


Pak Muad bersama sahabat karibnya, Pak Budi

Menurut Pak Mu’at, apa sih arti sebuah perjuangan itu?
Berjuang adalah sebuah perjalan hidup yang harus didasari perasaan ikhlas hingga Allah SWT. memudahkan jalan kita hingga akhirnya Dia memberikan yang terbaik untuk kita. Jangan lupa berdo’a juga, karena berdo’a dan berjuang itu harus seimbang. Berjuang tanpa do’a adalah sombong, berdo’a tanpa berjuang adalah omong kosong. Memangnya mau dibilang sombong dan omong kosong? Kalau nggak mau ya harus seimbang, berjuang disertai do’a.

Apa motivasi Bapak hingga bisa seperti sekarang?
Oh, motivasi? Cita-cita dan harapan adalah porsi pas sebagai motivasi saya. Hidup penuh cita-cita dan harapan pasti punya semangat. Nah, semangat inilah yang membangkitkan keinginan untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya.

Bagaimana proses dan perjuangan Bapak untuk meraih kesuksesan?
Tidak mudah memang perjuangan saya selama ini. Namun, setapak demi setapak dilalui, melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi, kemudian meniti karier sebagai seorang guru. Awalnya menjadi guru swasta bertahun-tahun dan dibanyak tempat, lembaga yang menaungipun swasta, ya dengan honor yang tak sebanding memang dengan jerih payah, meskipun begitu tetap semangat dan tak kenal lelah.
Dari pagi itu saya ngajar disekolah, malam ngeles anaknya orang Cina sampai jam 8 malam. Kemudian setelah jadi guru, saya diangkat jadi guru bantu, guru bantu itu guru swasta tidak, PNSpun tidak, tapi honor dibayar pemerintah, waktu itu pemerintahan masih dipegang oleh Bu Megawati. Hingga akhirnya pada awal pemerintahan Pak SBY, semua guru bantu dijadikan CPNS, baru 2 tahun kemudian, saya menjadi PNS.

Apakah ada kendala saat Bapak berjuang untuk meraih kesuksesan?
Ya pasti, setiap perjuangan pasti ada kendalanya. Kendalanya tak lain adalah rasa malas dan itu harus diperangi oleh diri sendiri. Ingatlah tiada hasil tanpa kerja. Dimana orang mau berusaha, pasti akan menuai hasil.

Apa yang menjadi alasan Bapak, selain menjadi guru, juga meggeluti dunia usaha?
Kalau jadi guru itu adalah cita-cita saya sedari MI. Kalau berwirausaha, itu adalah tuntutan atau kerja sampingan.
Sejak kapan Bapak memutuskan untuk berwirausaha?
Setelah saya menikah, saya sudah menggeluti dunia usaha meskipun cuma nguyang. Yaitu padi basah, dikeringkan, dikemas kemudian dijual, tapi itu waktu di Mojosari. Kemudian setelah jadi PNS saya pindah ke Jetis. Di Jetis karena ngunyang sudah tidak cocok, saya beralih menjadi distributor buku, kemudian ternak sapi untuk biaya kuliah S2 saya. Menggarap sawah, bagi hasil dan sekarang di belakang rumah saya ternak kambing untuk qurban.

Nah, bagaimana cara Bapak membagi waktu antara mengajar, berwirausaha dan keluarga?
Ya, sebaik mungkin saya bisa adil membaginya. Waktu bagaikan pedang kalau kita tidak bisa memanage waktu, maka waktu yang akan membunuh kita. Jadi, pandai-pandainya membagilah. Pokoknya malam hari dan hari libur full untuk keluarga, tidak bisa diganggu itu. Baru kalau ada waktu luang saya mengurus kerja sambilan. Ternak sapi perah, jual obat pertanian, dan lain-lain. Melaksanakan kewajiban dulu, baru meminta hak.
Apa ada kiat-kiat khusus yang Bapak berikan kepada siswa supaya tetap semangat untuk mencapai kesuksesan?
Ya, saya selalu mensupport anak-anak supaya belajar dengan sungguh-sungguh. Sekolah sing temen, insyaAllah di balik sekolah sing temen pasti hasilnya akan baik. Bodoh pintar itu Yang Kuasa yang mengatur. Pokoknya sungguh-sungguh, tawaduk kepada guru, percayalah pasti akan sukses, mencari rezekipun mudah.
Sudah puaskah Bapak dengan semua yang sudah Bapak raih?
Kalau masalah puas, manusia itu pasti selalu merasa tidak puas, itu manusiawi. Tapi saya bersyukur, karena mengingat perjalanan saya dulu, sekarang lebih alhamdulillah. Karena barangsiapa pandai mensyukuri nikmat-Nya, maka Allah SWT. akan tambah nikmat itu. Tapi, barangsiapa tidak mensyukuri setiap inci nikmat yang telah Allah SWT. berikan, maka laknat-Nya sungguh sangat pedih.
Apa progress Bapak kedepan supaya apa yang Bapak inginkan terealisasikan dengan baik?
Yang utama saat ini adalah mensukseskan pendidikan anak-anak saya. Anak-anak harus bisa lebih dari saya, harus ada peningkatan. Saya lebih membekali mereka dengan ilmu. Karena kalau hanya dibekali harta, itu pasti akan mudah dihancurkan. Tapi kalau dibekali ilmu yang mumpuni, pasti bisa digunakan untuk mencari harta dan pasti sulit dihancurkan.
Nah, begitulah Shobat hasil dari wawancara Kamus dengan Bapak Dr. Mu’at Yasin, M. Si. semoga perjuangan Bapak Mu’at bisa menjadi motivasi kita untuk terus berjuang meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Amiiin. (HM, UF, AII)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto