Oleh: Umi Fadilah (X-B)
GONG A
JUNG
Malam semakin sunyi dan sepi.
Aku tetap memandangi bintang di langit dari jendela kamar. Nama lengkapku Gong
A jung, kini masih setia menunggu kehadiran Jung Ki Jung untuk kembali dalam
hidupku. Peristiwa jatuhnya pesawat menuju Amerika itu sangat tragis. Bagaimana
tidak, kejadian naas itu telah merenggut orang yang kucintai. Saat aku asyik
memandangi bintang sembari melamun, tiba-tiba semuanya buyar. Hpku berbunyi
tepat disebelahku. Kuraih dan kulihat. Ternyata pesan dari Jae Hyun yang tak
lain teman dekatku sendiri.
“Konbang wa, Ogengki Des Ka?
(selamat malam, apa kabar?)” pesan dari Jae Hyun. kukembalikan pandanganku ke
langit. Kenapa harus Jae Hyun, kenapa bukan Ki Jung? Gerutuku dalam hati
sebelum membalas..
“Konbang wa, Gengki Deshita,
anata? (malam, aku dalam keadaan baik, kamu?)” tanyaku balik pada Jae Hyun
Sudah setengah jam belum ada
jawaban dari Jae Hyun, kulemparkan hp ke atas
ranjang. Tak berselang lama, hp itu berbunyi kembali. Segera kuambil,
Jung Ki Jung. Lagi-lagi kukerutkan pandanganku, ternyata Jae Hyun. Bagaimana
mungkin itu Ki Jung, A Jung! Kataku pada diriku sendiri.
“Gengki Deshita, Jung Ki Jung Gengki Demashita ka?(baik, bagaimana
kabarnya Jung Ki Jung?)”tanya Jae Hyun
Air mataku pun jatuh tanpa terasa. Kulemparkan
kembali hpku keatas ranjang. Kuberlari
ke arah jendela dan memandang bintang kembali dengan pilu.
”Kenapa harus itu yang
ditannyakan? Sedangkan aku sendiri tak mengerti Ki Jung dimana dan bagaimana
keadannya.”rintihku dengan suara lirih. “teng...teng...” bunyi jam dinding
kamarku menandakan pukul 00.00 tepat. Segera kututup jendelaku dan segera
merebahkan tubuhku keatas ranjang.
Pagi yang sangat cerah. Namun
sayang, wajahku terlalu kusut dan kusam untuk memandang sang mentari pagi.
Kuratapi wajahku di depan cermin. “A Jung...A Jung... kenapa kau sangat lemah?”
kataku pada diriku sendiri. Aku berangkat menuju kantor, walau hanya berprofesi
sebagai sekretaris di perusahaan YGM (Young Gul Management) yang tak lain milik
ayah Jung Ki Jung, bagiku itu pekerjaan yang sangat mulia. Perusahaan YGM ini,
telah membesarkan namaku serta telah memberiku
kesempatan untuk menunjukkan segala kemampuan dalam diriku. Sejak peristiwa
kecelakaan pesawat yang ditumpangi Ki Jung menuju Amerika menabrak gunung,
orang tua Ki Jung tak pernah kembali menuju Seoul, Korea. Mereka memutuskan
untuk mengawasi perusahaan dari London dan memilih untuk menetap di sana.
***
Sesampainya aku di kantor,
suasana di kantor sangat aneh. Banyak orang yang mempersiapkan pesta
penyambutan datangnya pemimpin baru yang tak lain rekomendasi dari presedir
Kang, karena presedir Kang sudah tak sanggup lagi untuk melanjutkan tugasnya
mengelola YGM ini. Banyak yang membicarakan pimpinan baru itu, namun aku tak
pernah peduli walau itupun rekomendasi dari presedir Kang.
“A jung... sudah mendengar
berita tentang pimpinan baru perusahaan kita?” kata sahabatku Choi Anna
“Sudah... memangnya ada
apa?”tanyaku pada Anna
“Tidak ada... aku tak sabar
menunggu dan menyambut kedatangannya.”
“Anna, maaf aku pergi dulu, aku
harus mengambil proposal di ruangan presedir Kang.” kataku sembari meninggalkan
Anna.
Setelah mengambil proposalnya,
aku pergi menuju museum untuk mengecek ulang seluruh data barang yang ada di
ruang museum, walau tak sempat mengikuti acara penyambutan.
Keesokan harinya, suasana
kantor sangat heboh. Banyak orang yang dikejutkan oleh paras pemimpin baru YGM.
Bagaimana tidak, wajahnya mirip dengan Jung Ki Jung, hanya saja penampilan dan
namanya yang berbeda. Penampilan yang sekarang lebih cool dan bernama Kang Jun
Sang. Aku sangat terkejut saat mendengarkan cerita Choi Anna tentang pemimpin
baru YGM itu.
“Apa benar ia mirip Ki
Jung?”tanyaku dengan rasa tak percaya
“Benar... awalnya kami semua
tak percaya. Pikiran awal memang kami semua anggap itu Jung Ki Jung. Tapi,
setelah ia mengenalkan calon istrinya yang bernama Chairin, akupun semakin ragu
menganggapnya sebagai Jung Ki Jung.”
“Kalian percaya kalau itu bukan
Ki Jung... Anna Come On... Ki Jung
sudah 5 tahun menghilang, lalu mereka baru menjalin hubungan dan presedir Kang
mengapa tidak tahu, kalau orang yang di rekomendasikan mirip dengan putranya
yang sudah lama menghilang?” lanjutku panjang lebar.
“Itu memang benar, A Jung. Kau
cari tahu saja siapa sebenarnya Kang Jun Sang itu. Namun saranku jangan pernah
kau membahas masalah Jung Ki Jung dulu di depannya.” kata Anna menyarankanku.
“Iya aku tahu, sekarang ia
dimana? Apa ada di ruangan presedir Kang?”
“Iya... kontrol emosi A Jung!”
Tanpa basa-basi lagi, aku
segera pergi meninggalkan Choi Anna dan berlari menuju ruangan kepala King.
Hatiku berdebar cepat, tak sabar hatiku tuk menemui Ki Jung dan memastikan,
jika pemimpin baru YGM itu tak lain adalah kekasihku yang lama hilang.
“Bruuk...” tubuhku terpental
setelah menabrak pintu ruangan kepala Kang yang tiba-tiba terbuka. Para pekerja
hanya memandangi kejadian itu, termasuk Choi Anna sahabatku.
|
“Ki Jung aku tahu kau akan
kembali dan aku selalu yakin akan hal itu.”kataku dengan sedikit terbata-bata.
“Hah... are you crazy, i am not
Ki Jung, but i am Kang Jun Sang. I am not introduce you.”lanjutnya
sembari meninggalkanku, tak tahan lagi aku berlari dan menghentikan langkah Jun
Sang.
“Apakah kau tak ingat dengan
masa lalu kita Ki Jung? Apakah kau sudah benar-benar melupakanku. Dan apakah
kau sudah tak mengenaliku kembali?”kataku pada Ki Jung
“What do you mind? I am not understand.” Jun Sang berlalu pergi
tanpa menoleh ke arahku. Akupun begitu terpukul, setelah sekian lama aku
menanti kehadiran sang kekasih dengan setia, balasan yang kudapat hanyalah
luka. Akupun pulang dengan hati dan perasaan tersayat sembilu. Ku berlari
menuju jendela dan berteriak...
“Tuhan...
Aku senang Engkau mengabulkan
permintaanku untuk mengembalikan Ki Jung, tapi mengapa ia tak mengenaliku dan
mengapa ia tak mengingatku lagi?”
Aku terduduk di bawah jendela
dengan penuh deraian air mata yang mengalir di pipiku. Sudah 2 Minggu aku tak
masuk kantor banyak orang yang menanyakanku, termasuk sahabatku Choi Anna.
Berulang kali Anna menghubungiku namun hanya respon mailbox yang diterimanya.
Hal yang sama juga dilakukan Jae Hyun. Berulang kali ia menghubungiku, namun
tak ada respon apapun yang kutunjukkan. Hingga akhirnya ia datang ke rumahku
dan mencoba mengajakku berbicara baik-baik.
“A Jung... mengapa telfonmu
mailbox terus? Dan mengapa emailku juga tak pernah kau balas.”kata Jae Hyun
untuk mengawali pembicaraan mereka.
“Aku perlu waktu untuk
menyembuhkan lukaku.”kata A Jung dengan sedikit tersendu
“Pahamilah sikapnya, aku tahu
pasti saat ini kau bingung dengan perlakuan yang di tunjukkan Ki Jung padamu.”
“Bagaimana kau tahu, kau tak
pernah mengenalinya?”
“Tidak... aku mengenalinya. Kau
lupa, aku ini teman Ki Jung.”
Menceritakan panjang lebar
tentang peristiwa tragis yang menimpa Jung Ki Jung. Mulai dari presedir Kang
yang tiba-tiba lebih memilih menetap di London, karena adanya Kang Jun Sang,
sampai penutupan identitas asli Jung Ki Jung.
“Jadi selama ini, Kang Jun Sang
itu benar Jung Ki Jung?” kataku dengan tidak percaya.
“Iya hanya saja, ingatannya
hilang dan presedir Kang mengganti identitas Jung Ki Jung menjadi Kang Jun
Sang. Mereka tinggal di London sejak Ki Jung ditemukan.”
“Lalu Chairin itu siapa Jae
Hyun?”lanjutku
“Dia seorang dokter serta calon
istri Ki Jung. Sejak kecelakaan itu terjadi, dokter Chairinlah yang merawat Ki
Jung. Semua orang terpaksa menyembunyikan identitas Ki Jung. Karena...” suara
Jae Hyun terputus
“Karena apa?”
“Karena jika Ki Jung dipaksakan
mengingat masa lalunya, yang terjadi sangat fatal ia akan jadi gila, karena
daya ingat Ki jung dulu sangat lemah.”
“Kau tahu semua itu Jae Hyun...
kenapa baru memberitahuku!” suaraku mulai meninggi.
“Maaf... maafkan aku.”
***
Udara malam semakin menggila,
di sisi lain aku masih bingung dan tak mengerti akan semua hal ini. Bagaimana
caranya agar Ki Jung dapat mengingat masa lalunya kembali. Tanpa mengakibatkan
suatu kefatalan.
Keesokan harinya aku memutuskan
untuk menuju apartement Jun Sang. Kutanyakan alamatnya terlebih dahulu ke
kantor, setelah kudapatkan aku bergegas menuju apartement Jun Sang. Kini aku
berdiri tepat di depan pintu apartement Jun Sang. Kuberanikan diri untuk
memencet bel pintu apartement. Beberapa menit berlalu, barulah Jun Sang
membukakan pintunya. Jun Sang terkejut saat melihatku datang dengan uraian air
mata.
“Ki Jung...!” keluhku padanya.
“Berapa kali ku bilang, aku
bukan Jung Ki Jung, tetapi aku ini Kang Jun Sang. Kenapa masih keras kepala!”
kata Jun Sang mencoba meyakinkan
“Kamu itu Ki Jung. Bukan Jun
Sang, kedua orang tuamu telah menyembunyikan identitasmu sebenarnya, percayalah
Ki Jung aku mohon...”suaraku mulai meninggi
“Benar-benar gila”
“Aku memang sudah gila, aku
gila karenamu. Sekian lama aku menantimu, namun apa balasannya?”
“Maaf... aku tak mengerti
maksudmu!” kata Jun Sang sembari menutup pintu dan membiarkan aku tetap berdiri
didepan pintunya.
Senja itu, aku datang kembali
dan mengajak Jun Sang untuk jalan-jalan sebagai tanda permintaan maaf dan
mencoba mengembalikan ingatannnya secara perlahan-lahan. Aku mengajaknya menuju
taman di sanalah kenangan indah banyak tercipta. Di taman inilah kami merasakan
turunnya salju untuk pertama kali.
“Kenapa kau membawaku
jalan-jalan ke taman?” tanya Jun Sang dengan heran.
“Akan kuceritakan tentang orang
yang kucintai, Jung Ki Jung padamu.” jawabku sembari melemparkan senyum
sederhanaku padanya.
“Kenapa harus aku... bukankah
kau sudah banyak teman untuk diajak bercerita!”lanjutnya.
“Aku tahu... hanya saja kamu
yang belum tahu. Aku sudah menganggapmu teman, apa kau mau menjadi temanku?”
“Baiklah... kita duduk dibangku
sebelah danau itu!”
“Baik... kau lihat teratai itu
sangat indah bukan!”
“Iya... coba ceritakanlah
tentang Ki Jungmu itu!”
“Jung Ki Jung, dia orang yang
sangat kucintai untuk pertama kalinya. Sampai saat ini, tiada orang lain yang kucintai
selain dia. Aku masih ingat, dulu aku dan dia sering duduk di bangku ini, aku
duduk di sini dan dia duduk di tempatmu saat ini, kami selalu bercerita dan
bersenda gurau bersama, kemanapun kami pergi. Kau tahu Jun Sang, dia sangat
menyukai makanan sushi, warna favoritnya adalah putih, dan yang paling kuingat
adalah musim yang sangat difavoritkannya...” aku tak melanjutkan ucapanku, aku
tertunduk dengan deraian air mata.
Jun Sang menoleh kearahku dan
berkata “Apakah musim salju?”
Aku terkejut, “Kau tahu, benar
musim itu musim salju.”
“Apa kau mempunyai foto Jung Ki
Jung? Aku ingin sekali melihatnya!” lanjut Jun Sang.
“Ada... dia sangat mirip
denganmu, ini fotonya!”
“Apa... kau benar, mirip sekali
denganku, siapa nama orang tuanya!”
“Ayahnya bernama Kang Young Gul
dan ibunya bernama Lee Ga Young dan pasti kau tahu Jae Hyun.”
“ Dia temanku, bagaimana kau
mengenalnya!”
“Dia sahabat Jung Ki Jung!”
***
JUNG
KI JUNG
“Tidak mungkin” aku berlalu
pergi, dia kembali menuju aprtementku, kata-kata A Jung membuat aku berfikir.
“Kalau benar aku Jung Ki Jung
pasti Jae Hyun dan Chairin tahu tentang semua ini.” Segera kuraih telefon
genggamnya dan menghubungi Jae Hyun dan Chairin.
“Jun Sang, kenapa kau mengajak
bertemu di restaurant secara tiba-tiba!” kata Chairin yang datang terlebih
dahulu sebelum Jae Hyun.
“ Ada yang ingin ku tanyakan
padamu dan Jae Hyun, duduklah.” Kataku.
“ Begini, apakah aku ini Jung
Ki Jung bukan Kang Jung Sang!” lanjutku.
“Apa yang kau katakan? Kau ini
Jun Sang.”elak Chairin
“Tidak, cukup Chairin sudah
saatnya dia tahu siapa dirinya sebenarnya, kau memang bukan Kang Jun Sang
melainkan Jung Ki Jung.”sahut Jae Hyun
“Apa... jadi selama ini
kalian... menyembunyikan dariku. Kenapa kalian lakukan itu.”
Kataku sedikit meninggi
“Jangan salah faham dulu Jun
Sang, dengarkanlah alasan kami dulu... bukan hanya kami yang menyembunyikannya,
kedua orang tuamu pun melakukan hal yang sama.” Lanjut Jae Hyun
“Benarkah... kalau begitu
katakan padaku alasannya!”tantangku.
“Jun Sang... maafkan aku. Bukan
maksud kami semua membohongimu, tapi benturan keras pada kepalamu saat
kecelakaan pesawat membuat daya ingatanmu lemah. Dan jika kami paksakan untuk
mengembalikan ingatanmu yang terjadi adalah...”Chairin tak sanggup melanjutkan
kata-katanya.
“Kamu akan gila seketika itu
juga.”sahut Jae Hyun
“Jadi, ini alasannya... kalian
dan orang tuaku melakukannya karena ini alasannya...”kataku kemudian pergi
meninggalkan Jae Hyun dan Chairin, Ki Jung menuju apartement.
Semalam penuh aku memikirkan
alasan itu. Kini ku galau pikiranku kacau balau. Bagaimana mungkin orang tuaku
seperti ini. Saat ini lebih baik aku memutuskan untuk kembali ke Shanghai, di
mana aku dulu tinggal sebelum hilang ingatan, kucari segala kenangan apapun
yang dapat mengembalikan semua seperti semula. Pagi buta aku segera berangkat
tanpa memberitahukan siapapun keberadaanku. Kini aku telah berdiri tepat di
depan rumahku dulu. Hatiku tertuju pada satu ruangan yakni gudang. Kucari benda
atau barang apapun yang dapat mengembalikan seluruh ingatanku kembali ke sedia kala.
Ku obrak-abrik seluruh isi
gudang. Tak ada apapun yang bisa kutemukan kecuali kotak kecil berwarna abu-abu
yang saat ini ada dalam genggamanku. Ku buka kotak itu perlahan, yang
kudapatkan hanya sebuah alat perekam. Kuputar alat tersebut, terdengar sebuah
syair lagu.
Bagaikan
siang tiada mentari
Bagai
malam tiada cahya purnama
Tanpamu
tiada arti hidup berdua
Ke
akhir masa kau kucinta
Bagaikan
surga tanpa bidadari
Kau
ibarat hembusan nafas terakhir
Pulanglah
sayang usah kau berpaling
Disini
ku pasrah menanti...
Lagu itu tak asing bagiku, aku
seperti pernah menyayikan ini. Tapi di mana dan kapan? Kudengarkan kalimat
terakhir setelah lagu itu habis.
“Gong A Jung lagu ini
kupersembahkan untukmu sebagai tandaku tuk melamarmu. Jung Ki Jung selalu
milikmu dan akan selalu untukmu.”
Aku terpaku saat kudengarkan
itu. betapa tidak, ternyata selama ini A Jung bicara jujur, betapa bodohnya
aku. Yang tak percaya pada orang yang sangat mencintaiku. Aku harus menemui A
Jung. Yah aku harus menemuinya. Langsung ku berangkat menuju rumah A Jung.
Perasaan yang tak menentu ada pada hatiku sekarang. Sesampaiku di rumah A Jung,
tak kutemukan sosok A Jung disini. Tiba-tiba hpku berbunyi ternyata telfon dari
Jae Hyun sahabatku. Akupun segera mengangkatnya.
“Halo... What’s Up guys?”tanyaku pada Jae Hyun
“Halo... oh no Ki Jung. A Jung sudah berangkat ke Bandara ia akan berangkat
menuju Australia, ia ingin melupakan seluruh kenangan tentangmu dan tentang
siapa itu Jun Sang.
“Apa... tidak...” kuputuskan
sambungan telfon dari Jae Hyun dan memutuskan mengejar A Jung ke Bandara.
***
JAE
HYUN
Peristiwa na’as itu kembali
menimpa Ki Jung, mobil yang dikendarainya menabrak pembatas jalan. Walau aku
sempat shock, namun aku bersyukur. Tuhan masih memberi Ki Jung kesempatan untuk
hidup yang lebih baik dan mengembalikan segala ingatannya. Tak berselang lama
Ki Jungpun telah sadarkan diri.
“Aku dimana... A Jung... dimana
A Jung?” tanya Ki Jung saat sadarkan diri
“Jun Sang... jangan bergerak
nak...”kata ibunda Ki Jung
“Iya Jun Sang, kau masih
lemah.” lanjut Chairin
“Kalian... dasar kalian semua
pembohong... pergi semua pergi...”ucap Ki Jung
“Jun Sang siapa yang berbohong
padamu. Tiada yang berbohong padamu.”sahut ayah Ki Jung
|
“Bagaimana kau tahu itu Jun
Sang?”kata ayah Ki Jung sedikit terbata-bata
“Maafkan aku presedir Kang,
nyonya Lee... aku dan Jae Hyun sudah menceritakan semuanya, sekarang ia sudah
mengetahui semuanya.”sahut Chairin
“Ayah, ibu... aku kira kalian
orang jujur tapi tidak kalian sudah membohongiku.”
“Maafkan ayah dan ibu Ki
Jung!”pinta ibunda Ki Jung.
“Sudahlah ,, kalian semua itu
hanya membual didepanku... aku benci semua.”
“Plaak...” sebuah tamparan
keras mendarat di pipi Ki Jung.
“Kau sangat kurang ajar, kami
ini orang tuamu, bicaralah yang sopan...”kata ayah Ki Jung
“Lalu, bagaimana dengan
perasaanku? Ayah dan ibu tega membohongiku!”
“Itu karena kami memiliki
alasan, jika tidak... mungkin kamu akan...” ayah Ki Jung tidak melanjutkan
ucapannya
“Gila maksud ayah.” sahut Ki
Jung
Lama mereka dalam pertengkaran
itu. Sementara itu aku pergi menuju
bandara untuk menjemput A Jung dan membawanya ke rumah sakit tempat Ki Jung
dirawat. Belum sampai di bandara aku melihat ada keramaian di jalan.
“Maaf itu ada apa yah, Pak?”
tanyaku pada orang disekitar itu.
“Itu mas ada kecelakaan. Sebuah
taksi yang menabrak pohon karena remnya blong.”
Kuhampiri dan kulihat kejadian
itu. Betapa terkejutnya aku, ternyata korbannya tak lain adalah A Jung. Segera
kubawa ia menuju rumah sakit dimana disana Ki Jung di rawat pula. Sesampai di
rumah sakit ia pun di bawa keruangan ICU oleh pihak medis. Akupun langsung
menuju ke kamar Ki Jung dan mengabarkan keadaan A Jung saat ini.
“Permisi Ki Jung... oh selamat
datang presedir Kang, nyonya Lee... apa kabar?” sapaku.
“Baik Jae Hyun... ada apa,
kenapa kau terburu-buru?”
“Kabar buruk nyonya tetapi ini
untuk Ki Jung. Ki Jung.... A Jung...!”
“A Jung kenapa cepat katakan?”
kata Ki Jung dengan panik
“A Jung kecelakaan... sekarang
ia berada di ruang ICU!”jawabku
“Aku harus melihatnya, aku
harus ada di dekatnya.”
Ki Jung langsung menuju ke
ruang ICU, tempat dimana A Jung di rawat. Ki Jung bawa rekaman itu pula dan di
putar rekaman itu di sebelahnya, berharap ia segera sadarkan diri. Aku hanya
memandang dari jarak dekat.
“A Jung... aku ada di sini.
Sadarlah demi aku... apa kau dengar isi rekaman ini? A Jung, aku ingat siapa
diriku sebenarnya... aku ingat siapa orang yang kucintai, hanya kau Gong A
Jung... hanya kaulah...”kata Ki Jung berbisik air matanya bercucuran
Tak berselang lama, ia pun
sadar dan memanggil nama Jung Ki Jung pertama kali.
“Ki Jung... apakah itu kau...
apakah itu benar itu engkau Ki Jung?” kata A Jung saat pertama kali membuka
mata.
“Aku disini A Jung, aku punya
sesuatu untukmu dengarkanlah rekaman ini A Jung...”
“Ki Jung... aku sangat
mencintaimu...”
“Tak hanya itu, kami juga
merestui hubungan kalian... maaf jika kami telah memisahkan kalian. Ki Jung,
ayah dan ibu menginginkan kau segera meresmikan hubungan kalian ini nak.” kata
sang ibunda Ki Jung sembari memberi senyuman pada A Jung.
“Benarkah ibu, ayah... lalu
bagaimana dengan Chairin?”kata Ki Jung pada ayah dan ibu
“Tanya Jae Hyun” kata presedir
Kang
Aku gelagapan tak siap dengan
pertanyaan Ki Jung, namun aku harus menjelaskan semuanya tentang perasaan aku
dan Chairin, “ya kami sebenarnya saling mencintai.”jawab Jae Hyun
“Jadi selama ini kamu cinta
Chairin, Jae?”
“Ya hanya saja karena kamu lupa
ingatan dan Chairin tak ingin menyakitimu.”
“Ya Tuhan, begitu besar
pengorbanan kalian!” kata Ki Jung.
“Sudahlah semua sudah berlalu.”
Setelah
keluar dari rumah sakit, kini A Jung dan Ki Jung resmi bertunangan. Pertunangan
mereka juga bertepatan dengan pengesahan Jung Ki Jung sebagai pemilik sah YGM.
Kini senja dalam musim salju akan selalu tertulis pada bangku taman itu sebagai
pengingat segala kenangan terindah dengan sang kekasih tercinta. Sedangkan aku
tentu saja sebentar lagi berbahagia dengan Chairin. Tuhan, Maha Besar dengan
segala PengaturanNya.
Assalamualaikum
BalasHapushanya koreksi sedikit saja dalam penulisan bahasa jepang yang di romajikan harusnya ditulis seperti ini
Konbanwa bukan Konbang wa
Ogenki desuka? bukan Ogengki Des Ka?
jika menjawab pertanyaan dalam keadaan baik harusnya "Hai Genki Desu" bukan Gengki Deshita
Oh iya itu tadi ada percakapan dalam bahasa jepang tapi kog, nama orang dan agensi artisnya korea. Kenapa tidak jepang semua atau korea semua supaya lebih pas, hehehe
Tetapi untuk selebihnya lagi sudah bagus kog. majalah kamus luar biasa
lanjutannya td... ya....
HapusDaremo Kannpekki Janaite
jd qt sama-sama belajar, jika ada salah saling mengoreksi saja