Kamis, 06 Februari 2014

Senja di Musim Salju



Oleh: Umi Fadilah (X-B)

GONG A JUNG
Malam semakin sunyi dan sepi. Aku tetap memandangi bintang di langit dari jendela kamar. Nama lengkapku Gong A jung, kini masih setia menunggu kehadiran Jung Ki Jung untuk kembali dalam hidupku. Peristiwa jatuhnya pesawat menuju Amerika itu sangat tragis. Bagaimana tidak, kejadian naas itu telah merenggut orang yang kucintai. Saat aku asyik memandangi bintang sembari melamun, tiba-tiba semuanya buyar. Hpku berbunyi tepat disebelahku. Kuraih dan kulihat. Ternyata pesan dari Jae Hyun yang tak lain teman dekatku sendiri.
Konbang wa, Ogengki Des Ka? (selamat malam, apa kabar?)” pesan dari Jae Hyun. kukembalikan pandanganku ke langit. Kenapa harus Jae Hyun, kenapa bukan Ki Jung? Gerutuku dalam hati sebelum membalas..
Konbang wa, Gengki Deshita, anata? (malam, aku dalam keadaan baik, kamu?)” tanyaku balik pada Jae Hyun
Sudah setengah jam belum ada jawaban dari Jae Hyun, kulemparkan hp ke atas  ranjang. Tak berselang lama, hp itu berbunyi kembali. Segera kuambil, Jung Ki Jung. Lagi-lagi kukerutkan pandanganku, ternyata Jae Hyun. Bagaimana mungkin itu Ki Jung, A Jung! Kataku pada diriku sendiri.
Gengki Deshita, Jung Ki Jung Gengki Demashita ka?(baik, bagaimana kabarnya Jung Ki Jung?)”tanya Jae Hyun
Air  mataku pun jatuh tanpa terasa. Kulemparkan kembali hpku keatas ranjang.  Kuberlari ke arah jendela dan memandang bintang kembali dengan pilu.
”Kenapa harus itu yang ditannyakan? Sedangkan aku sendiri tak mengerti Ki Jung dimana dan bagaimana keadannya.”rintihku dengan suara lirih. “teng...teng...” bunyi jam dinding kamarku menandakan pukul 00.00 tepat. Segera kututup jendelaku dan segera merebahkan tubuhku keatas ranjang.
Pagi yang sangat cerah. Namun sayang, wajahku terlalu kusut dan kusam untuk memandang sang mentari pagi. Kuratapi wajahku di depan cermin. “A Jung...A Jung... kenapa kau sangat lemah?” kataku pada diriku sendiri. Aku berangkat menuju kantor, walau hanya berprofesi sebagai sekretaris di perusahaan YGM (Young Gul Management) yang tak lain milik ayah Jung Ki Jung, bagiku itu pekerjaan yang sangat mulia. Perusahaan YGM ini, telah membesarkan namaku  serta telah memberiku kesempatan untuk menunjukkan segala kemampuan dalam diriku. Sejak peristiwa kecelakaan pesawat yang ditumpangi Ki Jung menuju Amerika menabrak gunung, orang tua Ki Jung tak pernah kembali menuju Seoul, Korea. Mereka memutuskan untuk mengawasi perusahaan dari London dan memilih untuk menetap di sana.
***
Sesampainya aku di kantor, suasana di kantor sangat aneh. Banyak orang yang mempersiapkan pesta penyambutan datangnya pemimpin baru yang tak lain rekomendasi dari presedir Kang, karena presedir Kang sudah tak sanggup lagi untuk melanjutkan tugasnya mengelola YGM ini. Banyak yang membicarakan pimpinan baru itu, namun aku tak pernah peduli walau itupun rekomendasi dari presedir Kang.
“A jung... sudah mendengar berita tentang pimpinan baru perusahaan kita?” kata sahabatku Choi Anna
“Sudah... memangnya ada apa?”tanyaku pada Anna
“Tidak ada... aku tak sabar menunggu dan menyambut kedatangannya.”
“Anna, maaf aku pergi dulu, aku harus mengambil proposal di ruangan presedir Kang.” kataku sembari meninggalkan Anna.
Setelah mengambil proposalnya, aku pergi menuju museum untuk mengecek ulang seluruh data barang yang ada di ruang museum, walau tak sempat mengikuti acara penyambutan.
Keesokan harinya, suasana kantor sangat heboh. Banyak orang yang dikejutkan oleh paras pemimpin baru YGM. Bagaimana tidak, wajahnya mirip dengan Jung Ki Jung, hanya saja penampilan dan namanya yang berbeda. Penampilan yang sekarang lebih cool dan bernama Kang Jun Sang. Aku sangat terkejut saat mendengarkan cerita Choi Anna tentang pemimpin baru YGM itu.
“Apa benar ia mirip Ki Jung?”tanyaku dengan rasa tak percaya
“Benar... awalnya kami semua tak percaya. Pikiran awal memang kami semua anggap itu Jung Ki Jung. Tapi, setelah ia mengenalkan calon istrinya yang bernama Chairin, akupun semakin ragu menganggapnya sebagai Jung Ki Jung.”
“Kalian percaya kalau itu bukan Ki Jung... Anna Come On... Ki Jung sudah 5 tahun menghilang, lalu mereka baru menjalin hubungan dan presedir Kang mengapa tidak tahu, kalau orang yang di rekomendasikan mirip dengan putranya yang sudah lama menghilang?” lanjutku panjang lebar.
“Itu memang benar, A Jung. Kau cari tahu saja siapa sebenarnya Kang Jun Sang itu. Namun saranku jangan pernah kau membahas masalah Jung Ki Jung dulu di depannya.” kata Anna menyarankanku.
“Iya aku tahu, sekarang ia dimana? Apa ada di ruangan presedir Kang?”
“Iya... kontrol emosi A Jung!”
Tanpa basa-basi lagi, aku segera pergi meninggalkan Choi Anna dan berlari menuju ruangan kepala King. Hatiku berdebar cepat, tak sabar hatiku tuk menemui Ki Jung dan memastikan, jika pemimpin baru YGM itu tak lain adalah kekasihku yang lama hilang.
“Bruuk...” tubuhku terpental setelah menabrak pintu ruangan kepala Kang yang tiba-tiba terbuka. Para pekerja hanya memandangi kejadian itu, termasuk Choi Anna sahabatku.

Sorry... are you ok?”tanya Jun Sang pemimpin baru YGM yang sangat mirip dengan Ki Jung. Aku hanya terpaku melihatnya dan tanpa kusadari aku kehilangan kendali.
“Ki Jung aku tahu kau akan kembali dan aku selalu yakin akan hal itu.”kataku dengan sedikit terbata-bata.
“Hah... are you crazy, i am not Ki Jung, but i am Kang Jun Sang. I am not introduce you.”lanjutnya sembari meninggalkanku, tak tahan lagi aku berlari dan menghentikan langkah Jun Sang.
“Apakah kau tak ingat dengan masa lalu kita Ki Jung? Apakah kau sudah benar-benar melupakanku. Dan apakah kau sudah tak mengenaliku kembali?”kataku pada Ki Jung
What do you mind? I am not understand.” Jun Sang berlalu pergi tanpa menoleh ke arahku. Akupun begitu terpukul, setelah sekian lama aku menanti kehadiran sang kekasih dengan setia, balasan yang kudapat hanyalah luka. Akupun pulang dengan hati dan perasaan tersayat sembilu. Ku berlari menuju jendela dan berteriak...
“Tuhan...
Aku senang Engkau mengabulkan permintaanku untuk mengembalikan Ki Jung, tapi mengapa ia tak mengenaliku dan mengapa ia tak mengingatku lagi?”
Aku terduduk di bawah jendela dengan penuh deraian air mata yang mengalir di pipiku. Sudah 2 Minggu aku tak masuk kantor banyak orang yang menanyakanku, termasuk sahabatku Choi Anna. Berulang kali Anna menghubungiku namun hanya respon mailbox yang diterimanya. Hal yang sama juga dilakukan Jae Hyun. Berulang kali ia menghubungiku, namun tak ada respon apapun yang kutunjukkan. Hingga akhirnya ia datang ke rumahku dan mencoba mengajakku berbicara baik-baik.
“A Jung... mengapa telfonmu mailbox terus? Dan mengapa emailku juga tak pernah kau balas.”kata Jae Hyun untuk mengawali pembicaraan mereka.
“Aku perlu waktu untuk menyembuhkan lukaku.”kata A Jung dengan sedikit tersendu
“Pahamilah sikapnya, aku tahu pasti saat ini kau bingung dengan perlakuan yang di tunjukkan Ki Jung padamu.”
“Bagaimana kau tahu, kau tak pernah mengenalinya?”
“Tidak... aku mengenalinya. Kau lupa, aku ini teman Ki Jung.”
Menceritakan panjang lebar tentang peristiwa tragis yang menimpa Jung Ki Jung. Mulai dari presedir Kang yang tiba-tiba lebih memilih menetap di London, karena adanya Kang Jun Sang, sampai penutupan identitas asli Jung Ki Jung.
“Jadi selama ini, Kang Jun Sang itu benar Jung Ki Jung?” kataku dengan tidak percaya.
“Iya hanya saja, ingatannya hilang dan presedir Kang mengganti identitas Jung Ki Jung menjadi Kang Jun Sang. Mereka tinggal di London sejak Ki Jung ditemukan.”
“Lalu Chairin itu siapa Jae Hyun?”lanjutku
“Dia seorang dokter serta calon istri Ki Jung. Sejak kecelakaan itu terjadi, dokter Chairinlah yang merawat Ki Jung. Semua orang terpaksa menyembunyikan identitas Ki Jung. Karena...” suara Jae Hyun terputus
“Karena apa?”
“Karena jika Ki Jung dipaksakan mengingat masa lalunya, yang terjadi sangat fatal ia akan jadi gila, karena daya ingat Ki jung dulu sangat lemah.”
“Kau tahu semua itu Jae Hyun... kenapa baru memberitahuku!” suaraku mulai meninggi.
“Maaf... maafkan aku.”
***
Udara malam semakin menggila, di sisi lain aku masih bingung dan tak mengerti akan semua hal ini. Bagaimana caranya agar Ki Jung dapat mengingat masa lalunya kembali. Tanpa mengakibatkan suatu kefatalan.
Keesokan harinya aku memutuskan untuk menuju apartement Jun Sang. Kutanyakan alamatnya terlebih dahulu ke kantor, setelah kudapatkan aku bergegas menuju apartement Jun Sang. Kini aku berdiri tepat di depan pintu apartement Jun Sang. Kuberanikan diri untuk memencet bel pintu apartement. Beberapa menit berlalu, barulah Jun Sang membukakan pintunya. Jun Sang terkejut saat melihatku datang dengan uraian air mata.
“Ki Jung...!” keluhku padanya.
“Berapa kali ku bilang, aku bukan Jung Ki Jung, tetapi aku ini Kang Jun Sang. Kenapa masih keras kepala!” kata Jun Sang mencoba meyakinkan
“Kamu itu Ki Jung. Bukan Jun Sang, kedua orang tuamu telah menyembunyikan identitasmu sebenarnya, percayalah Ki Jung aku mohon...”suaraku mulai meninggi
“Benar-benar gila”
“Aku memang sudah gila, aku gila karenamu. Sekian lama aku menantimu, namun apa balasannya?”
“Maaf... aku tak mengerti maksudmu!” kata Jun Sang sembari menutup pintu dan membiarkan aku tetap berdiri didepan pintunya.
Senja itu, aku datang kembali dan mengajak Jun Sang untuk jalan-jalan sebagai tanda permintaan maaf dan mencoba mengembalikan ingatannnya secara perlahan-lahan. Aku mengajaknya menuju taman di sanalah kenangan indah banyak tercipta. Di taman inilah kami merasakan turunnya salju untuk pertama kali.
“Kenapa kau membawaku jalan-jalan ke taman?” tanya Jun Sang dengan heran.
“Akan kuceritakan tentang orang yang kucintai, Jung Ki Jung padamu.” jawabku sembari melemparkan senyum sederhanaku padanya.
“Kenapa harus aku... bukankah kau sudah banyak teman untuk diajak bercerita!”lanjutnya.
“Aku tahu... hanya saja kamu yang belum tahu. Aku sudah menganggapmu teman, apa kau mau menjadi temanku?”
“Baiklah... kita duduk dibangku sebelah danau itu!”
“Baik... kau lihat teratai itu sangat indah bukan!”
“Iya... coba ceritakanlah tentang Ki Jungmu itu!”
“Jung Ki Jung, dia orang yang sangat kucintai untuk pertama kalinya. Sampai saat ini, tiada orang lain yang kucintai selain dia. Aku masih ingat, dulu aku dan dia sering duduk di bangku ini, aku duduk di sini dan dia duduk di tempatmu saat ini, kami selalu bercerita dan bersenda gurau bersama, kemanapun kami pergi. Kau tahu Jun Sang, dia sangat menyukai makanan sushi, warna favoritnya adalah putih, dan yang paling kuingat adalah musim yang sangat difavoritkannya...” aku tak melanjutkan ucapanku, aku tertunduk dengan deraian air mata.
Jun Sang menoleh kearahku dan berkata “Apakah musim salju?”
Aku terkejut, “Kau tahu, benar musim itu musim salju.”
“Apa kau mempunyai foto Jung Ki Jung? Aku ingin sekali melihatnya!” lanjut Jun Sang.
“Ada... dia sangat mirip denganmu, ini fotonya!”
“Apa... kau benar, mirip sekali denganku, siapa nama orang tuanya!”
“Ayahnya bernama Kang Young Gul dan ibunya bernama Lee Ga Young dan pasti kau tahu Jae Hyun.”
“ Dia temanku, bagaimana kau mengenalnya!”
“Dia sahabat Jung Ki Jung!”

***
JUNG KI JUNG
“Tidak mungkin” aku berlalu pergi, dia kembali menuju aprtementku, kata-kata A Jung membuat aku berfikir.
“Kalau benar aku Jung Ki Jung pasti Jae Hyun dan Chairin tahu tentang semua ini.” Segera kuraih telefon genggamnya dan menghubungi Jae Hyun dan Chairin.
“Jun Sang, kenapa kau mengajak bertemu di restaurant secara tiba-tiba!” kata Chairin yang datang terlebih dahulu sebelum Jae Hyun.
“ Ada yang ingin ku tanyakan padamu dan Jae Hyun, duduklah.” Kataku.
“ Begini, apakah aku ini Jung Ki Jung bukan Kang Jung Sang!” lanjutku.
“Apa yang kau katakan? Kau ini Jun Sang.”elak Chairin
“Tidak, cukup Chairin sudah saatnya dia tahu siapa dirinya sebenarnya, kau memang bukan Kang Jun Sang melainkan Jung Ki Jung.”sahut Jae Hyun
“Apa... jadi selama ini kalian... menyembunyikan dariku. Kenapa kalian lakukan itu.”
Kataku sedikit meninggi
“Jangan salah faham dulu Jun Sang, dengarkanlah alasan kami dulu... bukan hanya kami yang menyembunyikannya, kedua orang tuamu pun melakukan hal yang sama.” Lanjut Jae Hyun
“Benarkah... kalau begitu katakan padaku alasannya!”tantangku.
“Jun Sang... maafkan aku. Bukan maksud kami semua membohongimu, tapi benturan keras pada kepalamu saat kecelakaan pesawat membuat daya ingatanmu lemah. Dan jika kami paksakan untuk mengembalikan ingatanmu yang terjadi adalah...”Chairin tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
“Kamu akan gila seketika itu juga.”sahut Jae Hyun
“Jadi, ini alasannya... kalian dan orang tuaku melakukannya karena ini alasannya...”kataku kemudian pergi meninggalkan Jae Hyun dan Chairin, Ki Jung menuju apartement.
Semalam penuh aku memikirkan alasan itu. Kini ku galau pikiranku kacau balau. Bagaimana mungkin orang tuaku seperti ini. Saat ini lebih baik aku memutuskan untuk kembali ke Shanghai, di mana aku dulu tinggal sebelum hilang ingatan, kucari segala kenangan apapun yang dapat mengembalikan semua seperti semula. Pagi buta aku segera berangkat tanpa memberitahukan siapapun keberadaanku. Kini aku telah berdiri tepat di depan rumahku dulu. Hatiku tertuju pada satu ruangan yakni gudang. Kucari benda atau barang apapun yang dapat mengembalikan seluruh ingatanku kembali ke sedia kala.
Ku obrak-abrik seluruh isi gudang. Tak ada apapun yang bisa kutemukan kecuali kotak kecil berwarna abu-abu yang saat ini ada dalam genggamanku. Ku buka kotak itu perlahan, yang kudapatkan hanya sebuah alat perekam. Kuputar alat tersebut, terdengar sebuah syair lagu.
Bagaikan siang tiada mentari
Bagai malam tiada cahya purnama
Tanpamu tiada arti hidup berdua
Ke akhir masa kau kucinta
Bagaikan surga tanpa bidadari
Kau ibarat hembusan nafas terakhir
Pulanglah sayang usah kau berpaling
Disini ku pasrah menanti...
Lagu itu tak asing bagiku, aku seperti pernah menyayikan ini. Tapi di mana dan kapan? Kudengarkan kalimat terakhir setelah lagu itu habis.
“Gong A Jung lagu ini kupersembahkan untukmu sebagai tandaku tuk melamarmu. Jung Ki Jung selalu milikmu dan akan selalu untukmu.”
Aku terpaku saat kudengarkan itu. betapa tidak, ternyata selama ini A Jung bicara jujur, betapa bodohnya aku. Yang tak percaya pada orang yang sangat mencintaiku. Aku harus menemui A Jung. Yah aku harus menemuinya. Langsung ku berangkat menuju rumah A Jung. Perasaan yang tak menentu ada pada hatiku sekarang. Sesampaiku di rumah A Jung, tak kutemukan sosok A Jung disini. Tiba-tiba hpku berbunyi ternyata telfon dari Jae Hyun sahabatku. Akupun segera mengangkatnya.
Halo... What’s Up guys?”tanyaku pada Jae Hyun
“Halo... oh no Ki Jung. A Jung sudah berangkat ke Bandara ia akan berangkat menuju Australia, ia ingin melupakan seluruh kenangan tentangmu dan tentang siapa itu Jun Sang.
“Apa... tidak...” kuputuskan sambungan telfon dari Jae Hyun dan memutuskan mengejar A Jung ke Bandara.
***
JAE HYUN
Peristiwa na’as itu kembali menimpa Ki Jung, mobil yang dikendarainya menabrak pembatas jalan. Walau aku sempat shock, namun aku bersyukur. Tuhan masih memberi Ki Jung kesempatan untuk hidup yang lebih baik dan mengembalikan segala ingatannya. Tak berselang lama Ki Jungpun telah sadarkan diri.
“Aku dimana... A Jung... dimana A Jung?” tanya Ki Jung saat sadarkan diri
“Jun Sang... jangan bergerak nak...”kata ibunda Ki Jung
“Iya Jun Sang, kau masih lemah.” lanjut Chairin
“Kalian... dasar kalian semua pembohong... pergi semua pergi...”ucap Ki Jung
“Jun Sang siapa yang berbohong padamu. Tiada yang berbohong padamu.”sahut ayah Ki Jung

“Aku bukan Jun Sang aku Jung Ki Jung. Kenapa... kalian terkejut aku sudah ingat semuanya. Aku ingat siapa aku sebenarnya.”
“Bagaimana kau tahu itu Jun Sang?”kata ayah Ki Jung sedikit terbata-bata
“Maafkan aku presedir Kang, nyonya Lee... aku dan Jae Hyun sudah menceritakan semuanya, sekarang ia sudah mengetahui semuanya.”sahut Chairin
“Ayah, ibu... aku kira kalian orang jujur tapi tidak kalian sudah membohongiku.”
“Maafkan ayah dan ibu Ki Jung!”pinta ibunda Ki Jung.
“Sudahlah ,, kalian semua itu hanya membual didepanku... aku benci semua.”
“Plaak...” sebuah tamparan keras mendarat di pipi Ki Jung.
“Kau sangat kurang ajar, kami ini orang tuamu, bicaralah yang sopan...”kata ayah Ki Jung
“Lalu, bagaimana dengan perasaanku? Ayah dan ibu tega membohongiku!”
“Itu karena kami memiliki alasan, jika tidak... mungkin kamu akan...” ayah Ki Jung tidak melanjutkan ucapannya
“Gila maksud ayah.” sahut Ki Jung
Lama mereka dalam pertengkaran itu. Sementara itu  aku pergi menuju bandara untuk menjemput A Jung dan membawanya ke rumah sakit tempat Ki Jung dirawat. Belum sampai di bandara aku melihat ada keramaian di jalan.
“Maaf itu ada apa yah, Pak?” tanyaku pada orang disekitar itu.
“Itu mas ada kecelakaan. Sebuah taksi yang menabrak pohon karena remnya blong.”
Kuhampiri dan kulihat kejadian itu. Betapa terkejutnya aku, ternyata korbannya tak lain adalah A Jung. Segera kubawa ia menuju rumah sakit dimana disana Ki Jung di rawat pula. Sesampai di rumah sakit ia pun di bawa keruangan ICU oleh pihak medis. Akupun langsung menuju ke kamar Ki Jung dan mengabarkan keadaan A Jung saat ini.
“Permisi Ki Jung... oh selamat datang presedir Kang, nyonya Lee... apa kabar?” sapaku.
“Baik Jae Hyun... ada apa, kenapa kau terburu-buru?”
“Kabar buruk nyonya tetapi ini untuk Ki Jung. Ki Jung.... A Jung...!”
“A Jung kenapa cepat katakan?” kata Ki Jung dengan panik
“A Jung kecelakaan... sekarang ia berada di ruang ICU!”jawabku
“Aku harus melihatnya, aku harus ada di dekatnya.”
Ki Jung langsung menuju ke ruang ICU, tempat dimana A Jung di rawat. Ki Jung bawa rekaman itu pula dan di putar rekaman itu di sebelahnya, berharap ia segera sadarkan diri. Aku hanya memandang dari jarak dekat.
“A Jung... aku ada di sini. Sadarlah demi aku... apa kau dengar isi rekaman ini? A Jung, aku ingat siapa diriku sebenarnya... aku ingat siapa orang yang kucintai, hanya kau Gong A Jung... hanya kaulah...”kata Ki Jung berbisik air matanya bercucuran
Tak berselang lama, ia pun sadar dan memanggil nama Jung Ki Jung pertama kali.
“Ki Jung... apakah itu kau... apakah itu benar itu engkau Ki Jung?” kata A Jung saat pertama kali membuka mata.
“Aku disini A Jung, aku punya sesuatu untukmu dengarkanlah rekaman ini A Jung...”
“Ki Jung... aku sangat mencintaimu...”
“Tak hanya itu, kami juga merestui hubungan kalian... maaf jika kami telah memisahkan kalian. Ki Jung, ayah dan ibu menginginkan kau segera meresmikan hubungan kalian ini nak.” kata sang ibunda Ki Jung sembari memberi senyuman pada A Jung.
“Benarkah ibu, ayah... lalu bagaimana dengan Chairin?”kata Ki Jung pada ayah dan ibu
“Tanya Jae Hyun” kata presedir Kang
Aku gelagapan tak siap dengan pertanyaan Ki Jung, namun aku harus menjelaskan semuanya tentang perasaan aku dan Chairin, “ya kami sebenarnya saling mencintai.”jawab Jae Hyun
“Jadi selama ini kamu cinta Chairin, Jae?”
“Ya hanya saja karena kamu lupa ingatan dan Chairin tak ingin menyakitimu.”
“Ya Tuhan, begitu besar pengorbanan kalian!” kata Ki Jung.
“Sudahlah semua sudah berlalu.”
Setelah keluar dari rumah sakit, kini A Jung dan Ki Jung resmi bertunangan. Pertunangan mereka juga bertepatan dengan pengesahan Jung Ki Jung sebagai pemilik sah YGM. Kini senja dalam musim salju akan selalu tertulis pada bangku taman itu sebagai pengingat segala kenangan terindah dengan sang kekasih tercinta. Sedangkan aku tentu saja sebentar lagi berbahagia dengan Chairin. Tuhan, Maha Besar dengan segala PengaturanNya.

2 komentar:

  1. Assalamualaikum
    hanya koreksi sedikit saja dalam penulisan bahasa jepang yang di romajikan harusnya ditulis seperti ini
    Konbanwa bukan Konbang wa
    Ogenki desuka? bukan Ogengki Des Ka?
    jika menjawab pertanyaan dalam keadaan baik harusnya "Hai Genki Desu" bukan Gengki Deshita
    Oh iya itu tadi ada percakapan dalam bahasa jepang tapi kog, nama orang dan agensi artisnya korea. Kenapa tidak jepang semua atau korea semua supaya lebih pas, hehehe
    Tetapi untuk selebihnya lagi sudah bagus kog. majalah kamus luar biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. lanjutannya td... ya....
      Daremo Kannpekki Janaite
      jd qt sama-sama belajar, jika ada salah saling mengoreksi saja

      Hapus

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto