Sosok yang ulet dan pekerja keras, sehingga ia
bisa menjadi sosok yang patut dijadikan
suri tauladan bagi siswa Al-Musthofa. Ya, keakrabannya kepada siswa, membuat
mudah dikenali. Tapi sayang, banyak siswa yang mengeluh ketika ulangan, kalau
ia yang mengawasi. Sebab dijamin semua akan tegang menolehpun tidak. Ia adalah suami dari Bu Istiqomah, yaitu Pak
Syaifudin,A.Ma.Pd. yang akrabnya dipanggil Pak
Udin atau Pak Pok. Jangan dipanggil Pak Pok ah, Shobat kan tidak tahu asal usulnya.
Lebih baik Pak Udin saja ya? Beliau lahir pada tanggal 22 Oktober 1986 dan bertempat tinggal di Dusun Kwangen Desa Sidorejo, Rt. 01 Rw. 02 ini pada
tahun 2011kemarin akhirnya berhasil
menyelesaikan kuliah di UT(Universitas Terbuka) di Berat Kulon setelah bersusah payah
menempuhnya.
Seperti yang kita ketahui Shobat, bahwa Pak Udin
adalah orang yang super sibuk. Namun, disela-sela kesibukannya ia masih mau
memberikan waktunya untuk Kamus mewawancarainya. Mau tahu hasilnya, ikuti
yuk!
Menurut Pak Udin apa sih Pak potensi itu?
Potensi itu keunggulan yang akan di tonjolkan
seseorang. Namun, keunggulan itu harus ada yang mengasah. Kalau tidak ada yang
mengasahnya potensi tidak akan muncul.
Memangnya
potensi itu sepenting apa sih Pak?
O… sangat penting, seseorang harus bisa
memunculkan potensi, kalau tidak dimunculkan potensi itu akan terkubur dan
tidak akan punya kelebihan selamanya.
Terus
Pak, bagaimana cara memupuk potensi yang baik itu?
Dengan cara kita (guru) harus masuk ke dunia anak, agar dapat
mengetahui keunggulan anak. Dalam arti ia unggul dalam bidang apa. Itu kita
harus tahu. Nah, kalau sudah tahu, guru yang akan mengarahkannya.
Apakah
potensi itu bisa berubah-ubah
Pak?
Tidak bisa, karena menurut saya potensi itu
adalah suatu anugerah. Itu menurut saya lho ya…
Kalau
tidak bisa berubah, apakah bisa hilang Pak?
Bisa hilang, tapi itu kemungkinannya kecil.
Karena potensi itu sudah tertanam
dalam jiwanya. Contohnya khufadz, saat ia lupa ayatnya, dia
akan mudah untuk mengingatnya.
Lalu
bagaimana Pak, cara untuk menangani siswa yang tidak punya potensi?
Dengan cara menggalinya dengan
pendekatan tadi. Selain itu juga bisa
belajar dari seseorang yang lebih ahli serta belajar dari sebuah kegagalan. Dan
yang paling penting tidak boleh menyombongkan diri.
Apakah
orang cacat bisa punya potensi seperti halnya orang
normal?
Bisa, tapi tidak pada bidang olahraga.
Misalnya teman saya, dia buta tapi, dia mempunyai keahlian merakit radio dan
memperbaiki TV. Padahal dia hanya lulusan SD. Ketika saya tanya. “Kok bisa melakukanya”. Dia
menjawab. “Saya mengikuti
pada insting saya.”
Apakah
potensi itu bisa membawa kita pada keberhasilan?
Belum tentu bisa tanpa adanya niat. Karena
banyak seseorang yang memiliki potensi tapi tidak mempunyai niat untuk menuju
pada keberhasilan. Bisa juga sebaliknya, mempunya niat yang kuat akan tatapi
tidak memiliki potensi. Jadi, untuk menuju keberhasilan itu membutuhkan proses
yang lama. Oleh sebab itu keduanya harus sama-sama seimbang.
Pak
Udin itu sukanya melihat siswa mempunyai potensi pada bidang apa sih?
Semua potensi saya suka asalkan benilai
positif. Misalnya potensi karate itukan nilainya positif. Tapi, disaat karate
dipakai untuk berkelahi kan jadinya
negatif.
Kalau
kita lihat-lihat. Pak Udin kan punya keahlian olahraga.
Sejak kapan Bapak mempunyai keahlian
itu?
Sebenarnya potensi saya bukan pada bidang
olahraga. Nah, kenapa saya kok bisa jadi guru olahraga? Karena olahraga adalah
hobi saya. Sebenarnya potensi saya ada pada bidang sholawat. Karena ketika saya
berumur 5 tahun. Saya sudah di didik oleh ayah saya untuk bersholawat.
Apa
pesan Bapak kepada siswa-siswi Al-Musthofa dalam masalah potensi?
Pesan saya, munculkanlah potensi dalam
dirimu, janganlah kau kubur potensi itu hanya
dengan kenikmatan yang tak menentu.
Nah, begitulah Shobat hasil
dari wawancara Kamus dengan Pak Udin. Dari sini kita dapat memetik kesimpulan
tentang potensi. Nah, kita gali bersama potensi kita dalam menuju
keberhasilan(EC.SM.YF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar