Minggu, 03 Oktober 2010

LURUS
Soleh menghentikan motornya secara tiba-tiba di depan rambu-rambu lalu lintas yang berbunyi “lurus jalan terus”. Mobil yang tertahan jalannya di belakang motor Soleh tentu saja terus-menerus membunyikan klakson dan marah-marah, lalu berteriak, “Kenapa kamu berhenti? Lurus jalan terus Mas!” Soleh dengan nada bingung menengok ke belakang dan menjawab, “Iya, tapi rambut saya khan keriting!”

NAKAL
Di sekolah, Sokib sangat bandel hingga membuat Ibu Guru kesal. Akhirnya Ibu Guru memanggil Sokib dan berkata, “Sokib, kalau begini terus, Ibu khawatir, nanti kita tidak akan bertemu di syurga!” Sokib menjawab, “Lho kenapa, Bu? Dosa apa yang Ibu lakukan sehingga Ibu tidak bisa masuk syurga?” Ibu Guru semakin sewot.

SULIT
Gara-gara malas belajar, Sokran akhirnya nggak bisa menjawab soal ulangan, padahal soalnya hanya satu berbentuk essay. Karena Sokran rada-rada egois, dia menganggap soalnya terlalu sulit untuk dirinya dan teman-temannya. Dia tidak menjawab malah menuliskan di kertas ulangan tersebut, “Hanya Tuhan yang bisa menjawab soal sesulit ini!” Besoknya kertas hasil ulangan dibagikan, tertulis di catatan dikertas milik Sokran, “Baiklah, karena menurutmu hanya Tuhan yang bisa menjawab soalku, maka Tuhan mendapat nilai 100, dan kamu dapat nilai 0”.

ARIEL
“Kamu Ariel Peterpan, ya?” ujar seorang gadis yang bernama Jamilah kepada Sofian di sebuah pertunjukan musik di Mojokerto. Sofian sedikitnya merasa tersanjung karena wajahnya dikira Ariel vokalis Peterpan, oleh gadis cakep lagi. Tapi Sofian tahu diri dan menjawab,
“Bukan, saya bukan Ariel,”
“Ah..kamu pasti Ariel!” Jamilah tetap bersikeras.
“Bukan!!!” jawab Sofian sekali lagi.
“Ah, bohong! Kamu pasti Ariel!” Teriak Jamilah sambil memegang-megang lengan Sofian. Diperlakukan seperti itu Sofian jadi geer dan akhirnya berkata, “Ya, saya Ariel.” Jamilah lalu berhenti menarik-narik lengan Sofian dan memakai kacamatanya sambil berkata, “Bener nich? Koq nggak mirip ya???”

LUPA
Selama beberapa tahun terakhir ini Pak Somad membiarkan wajahnya ditumbuhi janggut dan kumis yang lebat. Pada suatu hari, semuanya dicukurnya habis. Sepulangnya dari tukang pangkas, dia melihat putranya sedang bermain di depan rumah. Dia ingin tahu, apakah putranya mengenalnya dalam keadaan klimis seperti ini. Karena itu dia bertanya pada putranya, di mana rumah Pak Somad. Dengan ketakutan anaknya berlari masuk rumah, “Bu...Ibu! Ayah telah mencukur brewoknya dan kini dia telah lupa dimana rumah kita!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto