Selasa, 15 Juni 2010

Edisi: 7
Berqurban dan Belajar


Pagi yang cerah, hari Senin, 8 Desember 2008, tak ada secuilpun mendung menggelayut di langit Masjid Al-Musthofa. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 Wib. Ketika Kamus tiba di Masjid yang termegah di Desa Canggu ini. Gema suara takbir terdengar syahdu dan mendirikan bulu kuduk. Apalagi karena takbir dilantunkan oleh Pak Dayat salah satu pengurus masjid yang dulu waktu mudanya pernah menjadi juara qiro’ah pada even Kabupaten. Tak heranlah jika banyak yang tersentuh jika mendengar suara beliau menggemakan suara ilahi.
Rupanya Kamus datangnya agak terlambat karena masjid telah penuh dengan jamaah laki-laki di dalam dan serambi sebelah utara masjid. Sedangkan serambi sebelah selatan juga telah penuh dengan jamah wanita. Padahal Kamus sangat ingin sekali menempati shaf paling depan, biasa supaya mendapat pahala lebih banyak. Tapi yah beginilah kebiasaan Kamus selalu telat di setiap acara. Sangat memalukan.
Tak disangka hanya dalam tempo 5 menit Kamus tiba berturut-turut tibalah para jamaah lain baik wanita maupun pria karena masjid telah penuh maka tentu saja mereka menempati terpal plastik di halam masjid yang telah disediakan sebelumnya. Kelihatan di jalan Cak Rokhim selaku satpam Al-Musthofa sibuk menyetop para pengendara demi memberi jalan calon jamaah yang mau menyeberang. Sedangkan terlihat samar di parkiran Pak Sholikin guru favorit kita sedang ikut mengatur motor agar parkiran bisa dimuati motor yang banyak. Harap maklum sebab setelah Kamus perkirakan jamaah Idul Adha tahun ini sekitar 1500 orang lebih. Wow banyak sekali bukan?
Nggak usah heran sebab warga Desa Canggu khan warga yang religi maka tentu saja mereka akan melaksanakan shalat Id dengan antusias. Apalagi ditambah dengan siswa-siswi Al-Musthofa. Ya, memang untuk tiap shalat Id untuk kelas VI MI, IX MTs, dan XII MA. Diwajibkan mengikuti kegiatan ini karena mereka diharus mengumpulkan ringkasan khutbah.
Tepat pukul 06.15 shalat Id dimulai, khutbah disampaikan oleh Al-Hafiz Ust. Aliman dengan gayanya yang khas. Dalam khutbahnya beliau menyampaikan agar umat Islam senantiasa menjaga shalatnya karena shalat adalah tiang agama yang harus dijaga oleh umatnya sendiri. Selain itu Umat Islam yang mampu sangat dianjurkan untuk berqurban hewan sebagai simbol penyerahan dan penyucian diri. Sungguh khutbah yang sangat berkesan.
Eits, liputan belum selesai! Sebab keesokan harinya Al-Musthofa mempunyai gawe sendiri yakni penyembelihan qurban. Kali ini penyembelihan qurban menjadi ajang pembelajaran bagi siswa-siswi Al-Musthofa. Pada Selasa pagi 2 ekor kambing disembelih. Di tengah-tengah penyembelihan Bu Lutfi maju ke depan semua anak MI yang sebelumnya telah diatur oleh Pak Haidy, Pak Aris dan Pak Udin. Bu Lutfi dengan semangatnya menerangkan bagian-bagian organ tubuh kambing sekalgus fungsinya masing-masing. Duh, Kamus jadi kagum nih bisa saja guru Al-Musthofa punya ide sehingga penyembelihan yang biasa menjadi pembelajaran yang bermakna. Inilah yang Kamus maksud dengan pembelajaran yang sesungguhnya tadi.
Tak ketinggalan pula siswa-siswi MTs dan MA. Pada sore harinya mereka juga berkumpul dengan tertib siap mendengarkan keterangan yang disampaikan oleh Bu Ninik guru Biologi. Hampir satu jam tidak satupun siswa-siswi yang beranjak dari tempat duduknya karena begitu antusiasnya mereka mengikuti pembelajaran yang lain daripada yang lain ini. Wuih.. siapa yang nggak senang bisa melihat secara langsung benda-benda yang biasanya hanya terlihat di buku saja, ya, nggak?
Setelah acara selesai maka para siswa-siswi diperbolehkan pulang tetapi sebelumnya mereka dipesan untuk membuat laporan tentang kegiatan yang barusan mereka ikuti. Sedangkan guru-guru Al-Musthofa sudah kelihatan sekali nih kalau nggak sabar menunggu datangnya acara yang mereka tunggu-tunggu apalagi hayao? Yup! Makan-makan dong khan barusan menyembelih kambing. Eits jangan salah sangka lho ya daging qurbannya tidak hanya dimakan tetapi sebagian sudah diberikan para wali murid yang dianggap kurang mampu sehingga berhak menerima daging qurban tersebut.
Maka, tibalah saatnya acara itu, yakni makan-makan. Satu nampan besar berisi puluhan tusuk sate, satu panci besar berisi gule kambing yang mengundang selera. Duh, menggugah selera banget. Kamus sampai menelan ludah berkali-kali. Syukurlah ternyata guru-guru tidak melupakan murid-muridnya karena setelah para guru makan barulah Kamus dan teman-teman dari OSMA yang sudah membantu proses penyembelihan qur’an sejak pagi juga disuruh makan. Akhirnya tibalah Kamus pulang dengan perut buncit karena kekenyangan. (PNIS)

1 komentar:

  1. MUS CEKIKIKAN UNTUK EPISODE BULAN IN DAN KEMARIN KURANG LUCU...........

    BalasHapus

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto