Selasa, 04 Agustus 2009

Edisi: 2

AYAH
Oleh: Indah Arum Sari (IXb)


Kita semua pasti tahu khan, siapa ayah itu? Secara umum kita bisa mengartikan bahwa ayah adalah orang tua laki-laki kita sekaligus suami dari ibu kita masing-masing. Mengapa ya, kebanyakan anak-anak kecil hingga dewasa sekalipun, bagi mereka sosok seorang ayah lebih ditakuti daripada sosok seorang ibu. Apa karena ayah itu laki-laki yang terkenal lebih tegas daripada ibu seorang wanita yang umumnya itu bersifat lemah lembut.
Tapi, masih ada juga yang beranggapan bahwa sosok seorang ibu lebih ditakuti daripada sosok seorang ayah. Alasan mereka mudah saja, coba saja kalian fikir kalau seorang ibu biasanya suka marah-marah ( ngomel ), cerewet, minta anaknya harus ini, harus itu. Apalagi kalau anak-anaknya lagi membuat kasalahan (bandel, nakal, susah diatur) pastilah semua itu dilakukannya. Beda dengan ayah yang kebanyakan sibuk dengan pekerjaannya. Tapi, sebenarnya ayah dan ibu sama saja. Mereka berdua orang yang tulus ikhlas menyayangi, mengasihi, mendidik, membimbing kita dari kecil hingga dewasa. Kalau kita berusaha memahami itu semua, tentu kita juga akan merasakan kasih sayang yang sesungguhnya dari mereka.

ARTI PENTING SEORANG AYAH
Teman-teman semua pasti sudah tahu kan peran seorang ayah! Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa peran seorang ayah, sudah pastilah ia sebagai kepala rumah tangga yang harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap sebuah keluarga yang ia bina, demi terwujudnya cita-cita semua keluarga, yakni keharmonisan (langgeng) untuk selamanya. Tidak hanya menjadi kepala rumah tangga saja, tugas seorang ayah sangatlah berat. Misalnya mereka harus bekerja membanting tulang untuk menghidupi keluarganya, belum lagi ia harus mendidik anaknya menjadi anak yang berguna bagi keluarga, nusa dan bangsa. Ya, kalau anaknya penurut (mudah diatur) akan lebih mudah untuk mendidiknya, tapi kalau anak yang dididik dan dibimbing itu bandel, nakal, susah diatur, tentunya seorang ayah akan merasa kesal, jengkel, dan yang pasti intinya seorang ayah akan selalu ingin marah-marah pada anaknya itu.
Tapi, semua itu akan menjadi lebih mudah, jikalau seorang ayah dan ibu bekerja sama untuk saling mendukung, mengawasi, memotivasi, semua apa yang dikerjakan, apa yang dirasakan, apa yang diinginkan seorang anak yang memang akan membutuhkan semua itu. Asalkan apa-apa yang dilakukan oleh seorang anak itu kedalam hal-hal positif serta bermanfaat, tentunya ayah dan ibu akan selalu merestui, memberi semangat dan yang pasti, mereka akan senantiasa mendoakan atas kesuksesan semua anak-anaknya kepada Allah SWT.
Mengapa akhir-akhir ini peran seorang Ayah tidak begitu kelihatan (menonjol)? Apa karena seorang ibu yang sekarang ini sudah bisa menghasilkan uang sendiri atau istilahnya bisa menopang kebutuhan keluarga. Apalagi kalau penghasilan seorang ibu lebih besar dibandingkan dengan penghasilan seorang ayah. Padahal, kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa alasan mereka mencari uang (bekerja) itu hanya untuk membantu suami (ayah) dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (rumah tangga). Apalagi kalau harga-harga barang atau kebutuhan keluarga mengalami kenaikan harga (inflasi). Itulah alasan mengapa seorang ibu bekerja, bukannya mereka ingin menggantikan peran atau posisi seorang ayah sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab.
Semua ayah di dunia pasti mendambakan keberhasilan dalam membina sebuah rumah tangga yakni keluarga yang harmonis. Keharmonisan keluarga akan membuat suasana rumah menjadi asri, nyaman, damai, dan sejahtera, dan semua itu juga akan membuat penghuni (ayah, ibu, anak) rumah itu betah atau merasakan keindahan yang sesungguhnya. Tak perduli sebagus atau sejelek apapun rumah (tempat tinggal) yang ditempati bersama anggota keluarga. Hal semacam ini, merupakan impian seorang ayah sebagai kepala rumah tangga yang baik. Bukan saja dalam impian tapi, seorang ayah akan berusaha mewujudkannya. Tentunya dengan bantuan anggota keluarga (ibu dan anak) yang saling mendukung.

CURHAT KE AYAH WHY NOT?
Meskipun kebanyakan dari kita semua mengatakan, kalau curhat pada ibu itu lebih nyaman dibandingkan dengan ayah. Tidak juga! Masih ada yang mengatakan curhat dengan ayah juga menyenangkan. Bagi anak perempuan sich, kebanyakan memilih curhat pada seorang ibu. Bagi anak laki-laki akan lebih cocok curhat pada seorang ayah, karena mereka sama-sama lelaki. Terkadang anak laki-laki bertanya pada ayahnya, bagaimana melewati masa-masa mudanya dulu, dan tentunya bagi anak cowok (laki-laki) yang sudah mulai tertarik dengan lawan jenisnya (anak cewek), mereka juga akan minta bagaimana caranya mengambil hati seorang cewek atau bagaimana kisah-kisah asmara seorang ayah dengan ibunya dulu. Seorang ayah akan rela berbagi cerita dengan anaknya, selama semua yang ia ceritakan berguna menambah semangat dan wawasan yang luas. Pengalaman baik, pengalaman buruk, diceritakan semua dengan catatan pengalaman yang baik bisa dijadikan contoh dan pengalaman yang buruk tidak bisa dijadikan contoh, tapi bisa diambil hikmahnya.
Sebenarnya bukan anak laki-laki saja lho, yang cocok curhat dengan seorang ayah, anak perempuan juga asyik kalau curhat dengan seorang ayah. Mereka bisa bertanya, bagaimana menghadapi anak laki-laki yang seperti ini, seperti itu, harus bagaimana, harus melakukan apa. Tentunya semua itu bagi anak remaja yang juga mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Seorang ayah tidak akan menolak menjawab pertanyaan dari anak-anaknya, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Justru dengan menjawab semua pertanyaan dari anaknya, selagi ia bisa menjawabnya. Itu sama juga dengan memberi semangat, dukungan, motivasi untuk menikmati masa-masa mudanya dalam hal-hal yang positif (baik-baik) bukan untuk hal-hal yang negatif, hura-hura yang dapat menjerumuskan kita kedalam lembah kejahatan.
Semua ayah di dunia ini berharap anak-anaknya melewati masa-masa mudanya dengan baik dalam mencari ilmu, mencari pekerjaan, bahkan dalam hal mencari pasangan hidup (suami dan istri) sekalipun. Jika semua itu terwujud, seorang ayah akan bangga atau merasa berhasil dalam mendidik anak-anaknya. Semua itu dilakukan agar kelak anak-anaknya tidak menyesal dikemudian hari.
1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto