Jumat, 29 Januari 2016

Penyalahgunaan Kata



Oleh: Nur Rohmi Mei Wardani (Guru Bhs. Indonesia)

Pahamkah Kalian Akan Bahasa Indonesia? Penyalahgunaan Kata Dalam Bahasa Indonesia
Belajar tentang bahasa tidak akan ada habisnya karena ia dinamis dan mengikuti perkembangan manusia. Banyak kata-kata baru yang tercipta untuk mengisyaratkan sesuatu. Banyak pula yang mengalami pergeseran makna. Namun, samakah halnya jika sebuah kata disalah artikan? Tentu tidak.
Mungkin kalian pernah mendengarkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang secara ‘tidak sadar’ disalah artikan dan disalahgunakan. Atau bahkan kalian pernah menggunakannya.
Pernahkah kalian mendengar kata GEMING?
Mengapa GEMING diartikan sebagai polah yang tidak pernah diam. Padahal jika kita mau mengintip Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) barang sebentar, arti GEMING berarti diam. Tak perlu lagi menambahkan kata ‘tak’ pada kata GEMING.
Sering sekali kata ini disalah artikan dalam penggunaannya. Contohnya, ‘ia diam tak bergeming’.  Diam tetapi tidak diam. Sebuah paradoks yang sangat menarik yang menunjukkan betapa kita tidak memahami bahasa kita sendiri.
kalau sehari-hari saya sering mendengar “Dia tidak bergeming walaupun telah diancam”. Dari kalimat itu saya berfikiran bahwa tidak bergeming artinya tidak bergerak, tidak menanggapi, tidak melakukan tindakan yang dimau oleh orang lain. Bagaimana ini ?
Kalimat tersebut bisa diperbaiki dengan “Dia tetap bergeming walaupun telah diancam”
Apa yang muncul dalam benak kalian ketika mendengar kata ACUH?
Kata acuh, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), berarti 'peduli, mengindahkan'. Kata acuh lebih sering muncul dalam bentuk tidak acuh, acuh tak acuh, dan tidak mengacuhkan. Dalam percakapan tidak resmi, pemakaian kata acuh dengan nada tertentu seringkali justru sama maknanya dengan tidak acuh. Demikian pula kata peduli dan tahu, jika diucapkan dengan intonasi tertentu, maknanya sama dengan tidak peduli dan tidak tahu. Dalam bahasa tulis pemakaian seperti ini hendaknya dihindari, apalagi jika diingat bahwa tanda-tanda yang melambangkan intonasi yang dimaksud tidak tersedia.
‘Kau menolakku, acuhkan diriku’. Sepenggal lirik dari lagu miliki band Indonesia yang cukup booming kala itu. Maksudnya di sini menggunakan ACUH sebagai tidak memedulikan. Apa itu yang melintas di dalam pikiran kalian? Sorry, you did it wrong. (maaf anda melakukannya salah) Arti ACUH sebenarnya adalah peduli atau bahasa kerennya care. Ketika kalian menggunakan kalimat “duh, si dia cuek banget, Acuh banget”, berarti kalian sudah membuat satu lagi kesalahan berbahasa.
Kira-kira apa arti dari SERONOK?
Ada sebuah larangan yang mengingatkan orang untuk selalu berpakaian yang tidak SERONOK. Maksudnya mungkin menjaga pakaian agar enak dilihat, rapi, dan tidak vulgar. Tapi sayangnya larangan tersebut sebenarnya malah menyuruh kita untuk berpakaian yang tidak sedap dipandang mata.
Bagaimana bisa? Arti dari kata SERONOK sebenarnya adalah menyenangkan dan enak dilihat. Jika ditambahkan kata ‘tidak’ akan berarti negatif, yaitu ‘tidak enak dilihat’. Untungnya mayoritas orang berpikiran sama sehingga penyalahgunaan bahasa ini seolah tidak terjadi.
Kata lainnya yang kadang diartikan terbalik adalah kasatmata.
Dalam syair lagu karya Ebiet G. Ade berjudul Bingkai, ada ungkapan, ”Melukiskan Engkau yang kasatmata namun ada.” Kasatmata kok namun ada? Kasatmata ya pasti ada.
kalimat ini dalam maknanya. Tapi sayang, ada 2 kesalahan dalam penggunaan kata “kasatmata”. Yang pertama, perlu diketahui bahwa “kasatmata” adalah satu kata. Yang kedua,  artinya adalah dapat dilihat/konkret,  jadi untuk merujuk ke pengertian tidak tampak oleh mata kita harus menambahkan negasi “tidak” Lebih bernilai daripada pesona lahiriah adalah keindahan yang tidak kasatmata.
Sudah benarkah arti dari kalimat ‘Aku titip ABSEN’?         
Absen” adalah kata kerja yang artinya tidak hadir. Kalau kita berkata, “Saya mau absen dulu” untuk menyampaikan maksud bahwa kita hendak mendaftarkan kehadiran kita, penggunaan kata “absen” jelas tidak tepat. Kalimat itu berarti saya berencana untuk bolos/tidak hadir. Sebaiknya katakan, “Saya mau mendaftarkan kehadiran.”
Banyak dari kalian yang mungkin tidak sadar telah menyalah artikan kata ABSEN. Seringnya kalian berkata, ‘Aku titip ABSEN!’ kepada seorang teman. Jangan marah kalau ternyata nama kalian dicoret atau kehadiran kalian ditulis ABSEN karena arti dari ABSEN sendiri adalah tidak hadir.
Marilah kita mulai gunakan kelima kata di atas dengan benar untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman, dan juga sebagai bentuk kepedulian kita terhadap bahasa ibu yang kita cintai ini. Adakah yang bisa menambahkan kata-kata lain dalam bahasa Indonesia yang pengertiannya berkebalikan dari yang tertera di kamus?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto