Jumat, 10 Maret 2017

Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah


Oleh: Anis Munawaroh XI-IPA & Andini Oktavia (IX-D)

Menghilangnya kesan bahwa madrasah bukan pendidikan kelas dua tidaklah mudah. Walaupun kadang pembandingnya tidak seimbang. Satu sisi sekolah dikatakan lebih unggul dari madrasah, padahal negeri ini jelas-jelas hampir tidak pernah absen memperhatikan lembaga madrasah karena sifat dan karakter madrasah berbeda dengan sekolah. Sementara madrasah baru diperhatikan secara serius utamanya setelah dikeluarkannya UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Itupun belum merambah pada keseluruhan aspek yang dibutuhkan bagi keadilan perlakuan pendidikan dinegri ini.
Transformasi dari madrasah pinggiran menjadi madrasah kelas menengah. Dari madrasah kumuh menjadi madrasah kukuh. Dari madrasah kelas dua menjadi pilihan utama. Tidak heran jika Direktorat Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI membuat slogan “Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah” Meskipun demikian, untuk di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) masih terdapat madrasah yang baru pada tahap pencarian jati diri, kemudahan akses dan belum pada pola berpikir tentang mutu. Biasanya masalah yang dihadapi mereka adalah banyaknya gedung yang perlu direnovasi, daya saing yang kurang tinggi sempat isu putus sekolah karena ketidakmampuan pembiayaan.
Kementrian agama yang mengatakan “Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah” patut pendapatkan apresiasi positif dari kalangan madrasah dan masyarakat. Karena hal itu bisa menjadi penyemangat dan pemotivasi untuk melakukan kerja nyata, kerja keras, kerja cerdas, kerja tangkas dalam meningkatkan mutu madrasah.
Di manapun shobat mencari ilmu, dia adalah intan berlian, sekalipun dalam kubangan kotoran dia tetaplah intan berlian, yang jika kau temukan harganya sungguh tak terkatakan. Shobat pernah tidak, menemui teman ataupun kerabat yang merasa malu dengan sekolahannya, karena dirasa tidak memiliki nama besar atau berada di jurusan yang tidak dikenal dan dipandang sebelah mata. Lebih jengkel lagi adalah, ketika menemui orang, yang diatur oleh Allah SWT. mendapatkan sekolah yang memiliki nama besar tapi ikut memandang sebelah mata temannya yang tidak seberuntung dia. Merasa bahwa dia lebih hebat, berhati-hatilah sombong dan bangga itu bedanya sangat tipis Shob, dan kadang kita tidak bisa membedakan.
Sungguh ilmu itu adalah rahmat, dimanapun Shobat mencarinya dia akan tetap berharga yang membedakannya hanya satu yaitu usahamu dalam mencari, mempelajari dan mengamalkannya. Sedih ya Shob rasanya, melihat generasi sekarang ini ilmu hanya dijadikan komoditas perdagangan, melihat generasi muda menuntut ilmu hanya arena ingin cepat dapat pekerjaan setelah lulus ataupun karena ilmu yang dipelajari memiliki gengsi yang tinggi. Maka tidak heran ketika sekarang ini, hasil lebih diutamakan daripada proses dari sejak sekolah dasar hingga SMA tidak pernah ditekankan pentingnya menuntut ilmu. Yang ada hanya penting lulus (belajar agar dapat nilai bagus dan lulus ujian atau tes)
Shobat hendak menuntut ilmu di sekolah yang tidak terkenal ataupun di sekolah yang terkenal, itu semua tergantung diri Shobat masing-masing, itu hanyalah alat dari Allah SWT. agar Shobat bisa menadaptkan rahmat berupa setetes kecil ilmuNya. Semua tergantung niat Shobat.
“Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya dicari untuk mengharapkan wajah Allah, namun ternyata ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan satu tujuan dunia, maka ia tidak akan mencium wanginya surga pada hari kiamat” (al-hadist)
Begitu banyak ilmu yang tidak bisa kita manfaatkan, sementara ilmu adalah hal yang akan dipertangggungjawabkan atas kepemilikannya. Dan saat ini Shobat terus-menerus mengumpulkan ilmu, hingga buram nama yang harus dimanfaatkan dan mana yang tidak dipakai, kita menambah beban pertanggungjawaban kita kelak.
Dilain lagi, bukankah selama ini yang kita temui mengejar ilmu untuk kehidupan dunia? Mengejar dunia? Maka berkah ilmu hanya akan sampai manisnya dunia yang mungkin hanya bisa Shobat rasakan sampai usia 40 tahun, setelah itu sakit dan mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Anda masuk ke dalam komunitas Majalah Kamus,majalah yang dikelola oleh Siswa-siswi MI. MTs.MA. Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto